Show simple item record

dc.contributor.authorDebata Raja, Marta Tirawati
dc.date.accessioned2018-11-21T06:18:38Z
dc.date.available2018-11-21T06:18:38Z
dc.date.issued2018-10-12
dc.identifier.urihttp://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/1685
dc.description.abstractBerkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya pembaharuan dan penyempurnaan.Pembaharuan dan penyempurnaan tersebut menyangkut kurikulum serta sarana dan prasarana pendidikan.Untuk mencapai upaya pembaharuan dan penyempurnaan pendidikan tersebut diperlukan suatu perencanaan yang sesuai dengan tujuan nasional pendidikan. Tujuan nasional pendidikan dalam UU Nomor 20 tahun 2003 (dalam Heris dan Utari, 2016 : 6) adalah mewujudkan suasana pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka di sekolah dilaksanakanpembelajaran pada berbagai bidang studi, diantaranya adalah Matematika. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua peserta didik dari SD hingga SMA dan bahkan juga perguruan tinggi karena matematika merupakan salah satu penguasaan yang mendasar yang dapat menumbuhkan kemampuan penalaran peserta didik.Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan belajar matematika diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar dan mengkomunikasikan gagasan serta dapat mengembangkan aktivitas, kreatif, dan pemecahan masalah, ini menunjukkan bahwa matematika memiliki manfaat dalam mengembangkan kemampuan peserta didik sehingga perlu untuk dipelajari.Ada banyak alasan tantang perlunya peserta didik belajar matematika. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2012:204) mengemukakan bahwa: Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berfikir logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dari generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Selanjutnya Concroft (dalam Abdurrahman, 2012:204) juga menyatakanbahwa: Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) memerlukan sarana komunukasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah. KTSP (2006) yang disempurnakan pada kurikulum 2013 (dalam Heris dan Utari, 2016 : 7), mencantumkan tujuan pembelajaran matematika sebagai berikut : 1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,akurat,efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3) memecahkan masalah, 4) mengomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan 5) memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, salah satu kemampuan yang harus dikuasai siswa adalah kemampuan komunikasi matematis. Kemampuan komunikasi matematis dikemukakan Yonandi (Heris dan Utari, 2016 : 30) yaitu : Membantu siswa menajamkan cara siswa berfikir, sebagai alat untuk menilai pemahaman siswa, membantu siswa mengorganisasi pengetahuan matematik mereka, membantu siswa membangun pengetahuan matematiknya, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik, memajukan penalarannya, membangun kemampuan diri, meningkatkan keterampilan sosialnya, serta bermanfaat dalam mendirikan komunikatas matematik.en_US
dc.subjectModel Problem Based Learning (PBL)en_US
dc.subjectKemampuan Komunikasi Matematisen_US
dc.titlePengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik Pada Materi Ajar Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) di Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Khalifah T.P. 2018/2019en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record