| dc.description.abstract | Pada skripsi ini dilatar belakangi mengenai kegagalan penerapan Restorative Justice, yang menitikberatkan pada pemulihan hubungan antara pelaku, korban, dan masyarakat dalam sistem peradilan pidana, terutama dalam perkara anak. Dalam penerapannya, terdapat berbagai hambatan yang menyebabkan kegagalan dalam mencapai tujuan utama dari konsep ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan penerapan Restorative Justice dalam perkara anak serta implikasi dari kegagalan tersebut terhadap sistem peradilan pidana anak di Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan studi kasus, serta analisis dokumen hukum terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegagalan penerapan Restorative Justice dalam perkara anak disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya pemahaman dari aparat penegak hukum, resistensi dari korban atau keluarganya, ketidaksiapan lingkungan sosial dalam mendukung proses perdamaian, serta keterbatasan regulasi yang belum sepenuhnya mengakomodasi prinsip-prinsip keadilan restoratif.
Implikasi dari kegagalan ini berdampak pada meningkatnya angka pemenjaraan anak, berkurangnya kesempatan rehabilitasi bagi pelaku, serta ketidakpuasan korban dalam mendapatkan keadilan. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan peningkatan kapasitas aparat penegak hukum, sosialisasi yang lebih luas kepada masyarakat, serta revisi kebijakan hukum yang lebih mendukung implementasi Restorative Justice secara efektif dalam perkara anak. | en_US |
