• Login
    View Item 
    •   Home
    • Student Papers
    • Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
    • Ilmu Administrasi Negara
    • View Item
    •   Home
    • Student Papers
    • Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
    • Ilmu Administrasi Negara
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    ANALISIS WACANA KEMENANGAN PASANGAN CALON NOMOR URUT 02 PRABOWO-GIBRAN DI KALANGAN GENERASI MUDA PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2024

    Thumbnail
    View/Open
    SUSI YANTI HALAWA.pdf (315.7Kb)
    Date
    2024-10-21
    Author
    HALAWA, SUSI YANTI
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Skripsi ini membahas kemenangan kandidat nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dalam memenangkan kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2024, terutama di kalangan kaum muda. Penulis menemukan bahwa kemenangan ini terletak pada keberhasilan kandidat ini menempatkan “Keberlanjutan” sebagai “wacana utama” (nodal point) mereka— yang menaungi sejumlah artikulasi dan tuntutan yang disambut publik dan konstituen. Anies-Muhaimin (kandidat nomor urut 01) mencoba menantang wacana utama ini dengan mengusung “Perubahan” sebagai nodal point. Sedangkan Ganjar- Mahfud (nomor urut 03) berada di antara wacana “Keberlanjutan-Perubahan”, yang cenderung ambivalen, pragmatis, dan gamang. “Keberlanjutan” dimaknai sebagai artikulasi yang berhasil menampilkan, menggambarkan, atau mencitrakan bahwa pasangan Prabowo-Gibran sebagai penerus pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Dalam politik elektoral 2024, Jokowi menempati posisi sentral, yang dipicu oleh tingginya kepuasan publik (approval rate) terhadap pemerintahannya, yang mencapai 70-80 persen. Bahkan, angka ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan sejumlah pemimpin berpengaruh di dunia. Tingginya approval rate ini menandakan betapa tingginya harapan publik terhadap “keberlanjutan” pembangunan ala Jokowi. Sebaliknya, “Perubahan” sebagai penanda utama (nodal point) diusung oleh pasangan Anies-Muhaimin secara jelas dan tegas. Wacana tersebut menjadi wacana tandingan (counter-discourse) terhadap wacana “Keberlanjutan”, yang meliputi artikulasi maupun tuntutan yang berisi tentang kegagalan dan koreksi terhadap pemerintahan Jokowi. Hasilnya, Prabowo-Gibran berhasil memenangi Pemilu 2024, termasuk menguasai mayoritas pemilih anak muda (milenial dan Gen- Z) yang jumlahnya mencapai 56 persen dari total pemilih—yang dikenal sebagai internet-generation atau digital-friendly-generation. Untuk menguasai kelompok muda yang mayoritas di dalamnya dikategorikan oleh sejumlah ahli sebagai kelompok irasional, naif, dan leisure class, Prabowo-Gibran menempuh strategi “politik gimmick” di media sosial secara efektif. Mereka menyuguhkan artikulasi- artikulasi politik maupun materi kampanye yang kreatif, santai dan “ramah-kaum muda” (youth friendly). Politik ditampilkan sebagai aktivitas yang santai, riang, dan happy. Sedangkan untuk kelompok muda yang rasional, mereka membanjiri media sosial dengan pencapaian dan kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun prestasi Gibran sebagai Wali Kota Solo. Menggunakan pendekatan discourse theory and method yang dikembangkan oleh Laclau dan Mouffe [2001 (1985)], studi ini tidak hanya berupaya menjelaskan pertarungan wacana yang berlangsung dalam memaknai “Keberlanjutan” dan “Perubahan”, tapi juga kompleksitas pertarungan wacana dan konter-wacana yang berlangsung di dalamnya melalui aneka artikulasi politik para kandidat untuk meraih posisi yang hegemonik.
    URI
    https://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/11353
    Collections
    • Ilmu Administrasi Negara [295]

    Repository UHN copyright © 2018  UHN-OFFICIAL
    Contact Us | Send Feedback
     

     

    Browse

    All of Repository UHNCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Repository UHN copyright © 2018  UHN-OFFICIAL
    Contact Us | Send Feedback