| dc.description.abstract | Incest merupakan hubungan sedarah atau hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan yang memiliki ikatan darah yang sangat dekat, ibu dengan anak laki-laki, ayah dengan anak perempuan, atau antara sesama saudara kandung. Incest sangat ditabukan dan sangat meresahkan dalam kalangan masyarakat, karena sangat melanggar dan sangat tidak sesuai dengan agama, nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia, adat istiadat, kepercayaan bahkan hukum yang berlaku di Indonesia. Rumusan permasalahan yan penulis angkat adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya Incest yang dapat dipidana dan bagaimana penerapan Hukum Pidana dalam pertanggungjawaban tindak pidana Incest. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendapat para ahli dan teori hukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya beberapa faktor yang menjadi perbuatan Incest yang dapat dipidana, yaitu adanya pelaku tindak pidana dan korban tindak pidana dalam peristiwa tersebut, artinya adanya unsur paksaan dari pelaku Incest terhadap korban. Pertanggungjawaban pelaku tindak pidana Incest diatur dalam beberapa UndangUndang Pidana yang berlaku di Indonesia, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 Tentang Pembaharuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. | en_US |
