PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU FISIKOKIMIA JERUK SIAM MADU (Citrus nobilis Lour) PADA KONDISI PENYIMPANAN DINGIN

Abstract

Jeruk siam madu (Citrus nobilis Lour) merupakan salah satu jenis jeruk yang banyak dikembangkan di Indonesia karena produksinya tinggi dan disukai konsumen. Pengembangan jeruk siam dalam lima tahun terakhir ini semakin pesat karena permintaan pasar terhadap komoditas ini cukup baik. Secara nasional, produksi jeruk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Kualitas buah jeruk ditentukan oleh sifat fisik seperti ukuran buah, berat, diameter dan volume serta kandungan komponen kimia buah seperti vitamin C dan kadar gula. Perbedaan kandungan komponen kimia tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah dan lingkungan tumbuhnya. Kurangnya penelitian mengenai tingkat kematangan dan lama penyimpanan jeruk siam dapat mengakibatkan tingginya kehilangan maupun kerusakan mutu kimia hasil panen jeruk sehingga kondisi ini akan menimbulkan kerugian yang sangat besar pada petani. Penyimpanan dengan udara terkendali merupakan salah satu dari teknologi yang paling penting dalam penyimpanan buah-buahan. Kehilangan hasil pascapanen jeruk siam di Kabupaten Karo disebabkan karena pemanenan dan penanganan pascapanen yang tidak tepat. Kehilangan hasil ditingkat petani rata-rata sebesar 5,6% yang disebabkan penempatan dan penyusunan jeruk siam yang tidak tepat, serta tidak memperhatikan tingkat kematangan dan kondisi fisik buah. Penggunaan suhu rendah dalam penyimpanan dan memperhatikan tingkat kematangan jeruk merupakan perlakuan yang dapat untuk memperlambat proses kerusakan fisiologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kematangan dan lama penyimpanan terhadap karakteristik mutu fisikokimia jeruk siam madu (Citrus nobilis Lour) pada kondisi penyimpanan dingin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu tingkat kematangan buah jeruk saim madu yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu (hijau, hijau-kuning, dan kuning) dan lama penyimpanan (hari) yang terdiri dari 7 taraf perlakuan (0, 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 hari). Parameter yang diamati adalah susut bobot buah, penyusutan ukuran buah, kekerasan, total padatan terlarut, pH, asam tertitrasi total, rasio TPT:ATT, dan vitamin C. Hasil penelitian disimpulkan bahwa tingkat kematangan buah jeruk siam madu (Citrus nobilis Lour) menunjukkan pengaruh berbeda nyata terhadap susut bobot buah, penyusutan ukuran buah (membujur), kekerasan, TPT, pH, ATT, rasio TPT:ATT, dan vitamin C. Akan tetapi menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap penyusutan ukuran buah (melintang). Lama penyimpanan buah jeruk siam madu (Citrus nobilis Lour) menunjukkan pengaruh berbeda nyata terhadap susut bobot buah, penyusutan ukuran buah (membujur), penyusutan ukuran buah (melintang), dan kekerasan. Akan tetapi menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap TPT, pH, ATT, Rasio TPT:ATT, dan kandungan vitamin C. Interaksi tingkat kematangan dan lama penyimpanan dingin menunjukkan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter susut bobot buah, penyusutan ukuran buah (melintang), dan kandungan vitamin C. Akan tetapi, interaksi tingkat kematangan dan lama penyimpanan dingin menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap parameter penyusutan ukuran buah (membujur), kekerasan, TPT, pH, ATT, dan Rasio TPT:ATT. Perlakuan sampel yang terbaik adalah pada tingkat kematangan hijau-kuning (HK) dan kuning (K) dengan lama penyimpanan 10 hari.