PENGARUH AKSES MODAL PELATIHAN DAN AKSES PEMASARAN TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA PENGRAJIN KERANJANG BAMBU DI DESA SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

Abstract

Penelitian ini bertjuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh akses modal pelatihan dan akses pemasaran terhadap pengembangan usaha di Desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Analisa Structural Amos (SEM). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat pengrajin bambu di Desa Suka Makmur dengan jumlah sampel 114 responden, dalam penelitian ini Teknik penarikan sampel menggunakan Teknik non-probability sampling dengan Teknik Jenis Convenience Sampling. Pengumpulan data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada maksyarakat pelaku pengrajin bambu. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analis inferensial statistic dengan analisis SEM, uji reliabilitas, uji kecocokan model, uji asumsi normalitas, uji outlier, uji hipotesis dan uji signifikansi melalui metode bayesian. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan (1) akses modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan usaha. Dengan hasil CR 2,607 ≥1,964 dan nilai P 0,009. (2) akses modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelatihan. Dengan hasil CR 4,967 ≥1,964 dan P 0,000. (3) pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan usaha. Dengan hasil CR 5,775 ≥1,964 dan P 0,000. (4) akses pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan usaha. Dengan hasil CR 3,398 ≥1,964 dan P 0,000. (5) akses pemasaran berpangaruh signifikan terhadap pelatihan. Dengan hasil CR 5,001 ≥1,964 dan P 0,000. (6) akses modal berpengaruh signifikan terhadap pengembangan usaha melalui pelatihan. Dengan hasil CR 3,649 ≥1,964 dan P 0,201. (7) akses pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangann usaha melalui pelatihan. Dengan hasil CR 3,699 ≥1,964 dan P 0,203. Saran agar Masyarakat tetap ikut serta dalam pelatihan yang di adakan dan pemerintahan tetap mendukung dari segi akses modal dan juga pemasaran keranjang bambu tersebut.