ANALOGUE VERSUS DIGITAL TECHNOLOGY: DISKURSUS PRESERVASI MUSIK KERONCONG
Abstract
Diskursus sebagai struktur serta sistem berpikir memiliki peranan penting dalam membangun kesadaran tentang pemahaman preservasi yang berbasis pada teknologi analog (manual) serta digital (otomatis). Situasi perkembangan keroncong dan komunitas keroncong yang beranggotakan lintas generasi (tua dan muda) memiliki paradigma yang berbeda tentang upaya preservasi musik keroncong pada masa sekarang ini, antara yang manual dan yang otomatis. Perbedaan tersebut yang turut memantik permasalahan terkait bagaimana pengetahuan analog dan digital technology berperan dalam membangun diskursus preservasi musik keroncong? Melalui permasalahan tersebut, artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman akan pentingnya pengetahuan dan sistem berpikir digital technology dalam mendukung aktivitas preservasi musik keroncong yang berbasis analog technology kepada masyarakat keroncong. Jenis penelitian kualitatif digunakan sebagai metode dalam menginvestigasi dan mengidentifikasi pemahaman diskursus tentang preservasi musik keroncong yang berbasis pada analog dan digital technology. Hasil dari investigasi ini yaitu memperlihatkan bahwa pengetahuan dan sistem berpikir digital technology memiliki peranan penting dalam upaya preservasi musik keroncong. Terlebih di era serba digital seperti saat ini, kemudian situasi pandemi covid-19 yang memaksa untuk bermigrasi ke ruang virtual sehingga kesadaran, pengetahuan, dan sistem berpikir secara digital technology menjadi wajib untuk dimiliki. Artinya dengan kesadaran, pengetahuan, dan sistem berpikir digital technology tidak menggantikan pengetahuan dan sistem berpikir analog technology dalam preservasi musik keroncong secara total. melainkan justru dapat saling melengkapi untuk mencapai pada diskursus preservasi yang sesuai dengan kultur komunitas keroncong lintas generasi.
Collections
- Ilmu Seni [13]