| dc.description | Prof. Dr. Ir. Hasan Sitorus, MS dilahirkan di Desa Laepanginuman, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kabupaten Dairi, tanggal 26 Maret 1964. Setelah menamatkan pendidikan dari SMA Negeri 225 Sidikalang, tahun 1982 masuk ke IPB melalui Jalur PMDK, dan tahun 1986 lulus dari IPB sebagai lulusan terbaik Fakultas Perikanan IPB. Tahun 1987 melanjutkan pendidikan di Fakultas Pascasarjana IPB, dan tahun 1989 memperoleh gelar Master dalam bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Setelah berkarya cukup lama, tahun 2005 memperoleh gelar Doktor dari SPS IPB dalam bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan. dengan predikat Cumlaude. Selama menjadi staf pengajar di Universitas Nommensen Medan mulai tahun 1987 sampai sekarang, penulis pernah menjabat Kepala Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan UHN (1990 – 2004), Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Perikanan Indonesia (2000 – sekarang), Management and Monitoring Consultant JBIC for Shrimp Culture Health Management in North Sumatera (2000), Fisheries Senior Expert of Maritime Industry Development of Tapanuli Tengah District (2001), Regional Advisor of Coremap II ADB (2006 – 2008), Coastal Management Expert for Sustainable Fisheries Industry Development at Banyak Island, Aceh Singkil, EU Vest (2007 – 2008) dan menjadi Team Leader berbagai proyek di bidang perikanan dan kelautan, dan tenaga ahli dalam penyusunan dokumen AMDAL. Tahun 2008 - 2013 menjadi Ketua Lembaga Penelitian Universitas Nommensen, Tahun 2013 - 2021 menjadi Dekan Fakultas Peternakan UHN, dan tahun 2018 sampai sekarang sebagai Ketua Prodi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Sejak 2009 menjadi staf pengajar tidak tetap di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) USU dan Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan. Penulis juga aktif menulis artikel di media massa, dan menjadi narasumber dalam berbagai seminar dan lokakarya. | en_US |
| dc.description.abstract | Visi Poros Maritim yang digagas Presiden Joko Widodo menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia untuk menjadikan laut sebagai masa depan. Oleh sebab itu, pembangunan sektor maritim harus dipacu baik infrastruktur maupun SDM kemaritiman. Pembangunan infrastruktur maritim seperti pelabuhan laut bertaraf internasional dan utilitas pendukungnya diharapkan dapat meningkatkan efisiensi bongkar muat barang. Selain itu, pengadaan tol laut untuk transportasi barang dari Sabang samapai Merauke akan memungkinkan harga barang antara wilayah barat dan timur Indonesia tidak jauh berbeda sehingga menciptakan keadilan ekonomi. Peraian laut Indonesia juga mengandung sumberdaya yang melimpah, baik sumberdaya hayati maupun non hayati. Sumberdaya perikanan laut nasional dengan potensi lestari mencapai 11,2 juta ton/tahun merupakan modal dalam pembangunan bangsa, yang harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat nelayan. Saampai saat ini masih banyak penduduk di wikayah pesisir yang berada dalam kemiskinan dan membutuhkan uluran tangan dari berbagai pemangku kepentingan pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan, dengan harapan taraf hidup mereka semakin meningkat diwaktu mendatang. Sumberdaya perikanan yang terdapat di perairan tawar seperti sungau, danau, waduk dan perairan umum lainnya, juga perlu dikembangkan karena dapat diandalkan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat. Berbagai aktivitas masyarakat harus dapat dikendalikan agar ekosistem air tawar itu dapat terjaga kelestariannya walaupun digunakan untuk kegiatan perikanan budidaya, penangkapan ikan, dan kegiatan pariwisata. Dalam rangka pembangunan sektor maritim dan perikanan di tanah air, penulis menyampaikan sejumlah gagasan yang telah dipublikasikan melalui media cetak dan elektronik. Sumbangan pemikiran ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi pemerintah, masyarakat ilmiah maupun masyarakat umum yang tertarik dengan bidang maritim dan perikanan. | en_US |
