dc.contributor.author | Napltupulu, Richard A.M. | |
dc.date.accessioned | 2019-02-09T06:01:35Z | |
dc.date.available | 2019-02-09T06:01:35Z | |
dc.date.issued | 2010-07 | |
dc.identifier.isbn | 978-602-97095-0-6 | |
dc.identifier.uri | http://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/2057 | |
dc.description | HSLA A572 Grade 50 steels with 0,0085 wt% C and 0,028% Nb was used in this research. Specimen was heated until 1150°C and hold along 10 minute, then deformed at three different temperatures between 860°C and 1060°C to study the influence of the rolling temperature on the grain refinement. The rolling reduction was varied about 20% and 30%. After rolling, the specimens was hold in a few second with air cooling and then quenched to view the austenite grain boundary. Metalography observation by using the last researches etching didn't presented the finest viewing of austenite grain boundary. Modificated etching view the finest austenite grain boundary when using hot etching about 80-90°C with warm specimen about 50-60°C for along five minute. It was observed that deformation temperature and reduction gave some effect to the etching solution abilty for viewing the austenite grain boundary, and the etching solution and specimen tempeture will effect the etching accelerate reaction proses. | en_US |
dc.description.abstract | Dalam penelitian ini digunakan baja HSLA A572 Grade 50 dengan kadar Karbon 0,0085 wt% dan Niobium 0,028 wt<'/o. Sampel dipanaskan sampai temperatur 1150°C dan ditahan selama 10 menit, lalu dideformasi panas pada temperatur 860°C, 960°C, 1060°C dan reduksi 20 - 30% yang diikuti dengan quench air. Dari pengamatan metalografi, larutan etsa hasil beberapa peneliti terdahulu menghasilkan penampakan batas butir fasa austenit yang kurang optimal dimana batas butir fasa austenit cukup sulit untuk ditampilkan dikarenakan kadar karbon yang tergolong rendah. Namun dengan larutan etsa hasil modifikasi dapat menghasilkan penampakan batas butir fasa austenit yang paling optimal apabila dilakukan pada temperatur 80-90 °C dengan kondisi sampel dalam keadaan panas (50-60 °C) selama 5 menit. Sementara itu terlihat bahwa temperatur deformasi dan persentase reduksi berpengaruh terhadap kemampuan larutan etsa untuk menampilkan batas butir fasa austenit Sedangkan temperatur larutan etsa dan sampel berpengaruh terhadap kecepatan reaksi dari proses etsa. | en_US |
dc.publisher | SEMINAR NASIONAL METALURGI DAN MATERIAL KE-4 (SENAMM IV) 2010 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA | en_US |
dc.subject | modifikasi metode etsa | en_US |
dc.subject | batas butir fasa austenlt | en_US |
dc.subject | Baja HSLA A572 Grade 50 | en_US |
dc.title | MODIFIKASI METODE ETSA TERHADAP PENAMPAKAN BATAS BUTIR FASA AUSTENIT PADA BAJA HSLA A572 GRADE 50 HASIL CANAI PANAS | en_US |