Pengaruh Pupuk Organik Kelinci terhadap Pertumbuhan & Produksi Kedelai (Glycine max L.)
Abstract
Secara empfrik terdeteksi di Indonesia bahwa pertantot: organik semakin berkembang pada spesies-spesies tertentu seperti jagung, kopi, jeruk, dan sayur. Dalam waktu dekat di masa depan tidak tertutup kemungkinan diterapkannya sistem pertanian organik pada kacang kedelai. Varietas komersial kacang kedelai unggul yang beredar di Indonesia berjumlah 71. Yang menjadi masalah adalah apakah dari semua varietas tersebut ada varietas yang dapat digunakan untuk pettamon organik. Menemukan varietas yang dimaksud tersebut sangat urgen. Setelah membandingkan deskripsi semua varietas tersebut dan karena keterbatasan sumber daya, maka pada penelitan ini hanya digunakan 3 varietas yakni Anjasmoro, Grobogan, dan Kipas Merah Bireuen. Percobaan ini menggunakan 2 faktor (perlakukan) yakni faktor varietas faktor pupuk kelinci. Perlakukan
vartetas terdiri dari 3 taraf yakni Anjasmoro, Grobogan, Kipas Merah Bireuen. Perlakukan pupuk kelinci 5 taraf. Dengan demikian kombinasi perlakukan berjumlah 3 x 5 sama dengan 15. Dosis pupuk organik 0, 25, 50, 75 dan 100 t / h. Percobaan ini adalah percobaan faktorial dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 kelompok. Parameter pertumbuhan yang diukur antara lain tinggi tanaman, umur berbunga (HST), dan Umur matang panen (HST), sedangkan parameter produksi yang diukur antara lain produksi (t/ha) dan bobot 1.000 biji (g) (setelah biji dijemur 3 hari). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara varietas dengan dosis pupuk kandang
kelinci. Varietas Kipas Merah Beureun memberikan laju produksi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kedua varietas lainnya. Varietas Kipas Merah Beureun memberikan produksi yang sama pada kondisi tanpa pupuk dengan pepupukan dosis 25 t/ha.
Collections
- Agriculture [17]