ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TUMPANG SARI TANAMAN CABAI MERAH KERITING DAN TOMAT
Abstract
Sektor pertanian memiliki peran penting di Indonesia dalam menciptakan lapangan kerja, menyediakan kebutuhan pangan, dan menyumbang devisa negara. Salah satu praktik pertanian yang menguntungkan adalah sistem tumpang sari, yaitu menanam dua atau lebih jenis tanaman secara bersamaan di satu lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan dan efisiensi usahatani tumpang sari cabai merah keriting dan tomat, serta untuk mengetahui faktor-faktor pendorong petani melakukan tumpang sari di daerah tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan analisis deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh petani yang melakukan usahatani tumpang sari cabai merah keriting dan tomat di desa tersebut, yang berjumlah 75 petani. Sampel yang digunakan adalah 30 petani yang dipilih secara sengaja (purposive sampling). Data diperoleh melalui wawancara langsung (data primer) dan dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) (data sekunder).
Pendapatan: Rata-rata pendapatan bersih petani dari usahatani ini adalah sebesar Rp 57.043.400 per musim tanam. Angka ini menunjukkan bahwa usahatani tumpang sari cabai merah keriting dan tomat di lokasi penelitian menguntungkan secara finansial. Efisiensi: Efisiensi usahatani tumpang sari ini terbukti sangat baik, ditunjukkan oleh nilai rasio R/C (Revenue/Cost Ratio) sebesar 4,2. Nilai ini mengindikasikan bahwa setiap Rp1 biaya yang dikeluarkan, petani memperoleh penerimaan sebesar Rp4,1. Faktor Pendorong: Faktor pendorong utama petani melakukan tumpang sari adalah karena luas lahan yang kecil, sehingga mereka menanam dua jenis tanaman sekaligus untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar. Selain itu, faktor pendorong lainnya adalah sistem ini dianggap lebih hemat pupuk dan merupakan kebiasaan atau keterampilan yang sudah dikuasai secara turun-temurun.
Collections
- Agribisnis [295]