Perbandingan Kinerja Simpang Bersinyal dengan Metode MKJI 1997 dan PKJI 2023

Abstract

Penelitian ini membandingkan kinerja simpang bersinyal di Jalan Brigjen Katamso – Jalan Juanda, Kota Medan, dengan menggunakan dua pedoman, yaitu Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997) dan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2023). Parameter yang dianalisis meliputi kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan, dan panjang antrean pada jam puncak. Metode penelitian dilakukan melalui survei lalu lintas yang mencakup pencatatan volume kendaraan, pengukuran waktu siklus lampu lalu lintas, dan observasi kondisi geometrik simpang. Hasil analisis berdasarkan MKJI 1997 menunjukkan derajat kejenuhan pada lengan utara sebesar 0,30, timur 0,73, selatan 1,78, dan barat 0,65. Nilai tundaan tercatat 52,19 detik/kendaraan (utara), 80,18 detik/kendaraan (timur), 1.539,2 detik/kendaraan (selatan), dan 76,69 detik/kendaraan (barat). Panjang antrean mencapai 278,85 meter (utara), 191,25 meter (timur), 1.306,85 meter (selatan), dan 195,30 meter (barat). Berdasarkan PKJI 2023, diperoleh derajat kejenuhan sebesar 0,27 (utara), 0,67 (timur), 1,60 (selatan), dan 0,60 (barat). Nilai tundaan tercatat 47,52 detik/kendaraan (utara), 76,93 detik/kendaraan (timur), 362,74 detik/kendaraan (selatan), dan 75,02 detik/kendaraan (barat). Panjang antrean tercatat 51,68 meter (utara), 114,57 meter (timur), 567,46 meter (selatan), dan 103,00 meter (barat). Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kedua metode, terutama pada perhitungan tundaan dan panjang antrean.