dc.description.abstract | Pendahuluan: Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella thyphosa, dan menurutWHO merupakan penyakit dengan prevelensi tinggi khususnya di negara berkembang. Terapi untuk demam tifoid berupa antibotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat sasaran dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Masyarakat Indonesia sering menggunakan pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan yang memiliki kandungan antibakteri, salah satunya Stenochlaena palustris (Brum.F.)Bedd dikenal dengan nama Pucuk Iding-Iding oleh masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun Pucuk Iding-iding (Stenochlaena palustris (Burm.F.) Bedd.) dalam menghambat pertumbuhanbakteri Salmonella thyphosa.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental secara in vitro. Ekstrak daun Pucuk Iding-Iding (Stenochlaena palustris (Burm.F.) Bedd.) diperoleh melalui metode maserasi dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%. Metode difusi sumuran dilakukan untuk melihat zona hambat ektrak daun Pucuk Iding-Iding terhadap bakteri Salmonella thyphosa.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak Daun Pucuk Iding-iding (Stenochlaena palaturis (Burm.F) Bedd.) memiliki zona hambat antibakteri sebesar10,5mm,11mm,11,65mm,dan13mmpadamasing-masingkonsentrasi
25%,50%,75%,dan100%.
Kesimpulan:EkstrakDaunPucukIding-Iding(Stenochlaenapalustris (Burm.F) Bedd.) pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Salmonella thyphosa dengan konsentrasi 25%kategori sedang dan konsentrasi 50%, 75%, dan 100% kategori kuat. | en_US |