HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH PUSKESMAS AMBARITA, SAMOSIR TAHUN 2024
Abstract
Pendahuluan: Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis yang berdampak pada perkembangan anak. Faktor karakteristik ibu, seperti usia saat melahirkan, pendidikan, pekerjaan, jumlah paritas, dan penghasilan keluarga, diduga berkontribusi terhadap kejadian stunting.
Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara karakteristik ibu dengan kejadian stunting
pada anak usia 12-59 bulan di wilayah Puskesmas Ambarita, Samosir.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari 60 ibu yang memiliki anak usia 12-59 bulan yang dipilih menggunakan metode simple random sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner terstruktur, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikansi 95%.
Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan ibu dan kejadian stunting (PR = 2,49; p = 0,028), di mana ibu dengan pekerjaan non- formal memiliki risiko lebih tinggi untuk memiliki anak stunting dibandingkan ibu dengan pekerjaan formal. Namun, tidak terdapat hubungan signifikan antara usia ibu saat melahirkan dengan kejadian stunting (PR = 1,08; p = 0,774), jumlah paritas (PR = 1,27; p = 0,640), pendidikan ibu (PR = 1,46; p = 0,317), dan penghasilan keluarga (PR = 0,84; p = 0,573).
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pekerjaan ibu memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stunting pada anak. Faktor lain seperti usia ibu, jumlah paritas, pendidikan, dan penghasilan keluarga tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Oleh karena itu, diperlukan intervensi lebih lanjut untuk meningkatkan kesejahteraan ibu pekerja non-formal guna menurunkan angka stunting di wilayah Puskesmas Ambarita, Samosir.
Collections
- Pendidikan Dokter [445]