Hubungan Lama Pengobatan TBC Dengan Tingkat Stres Penderita TBC Pada Usia Produktif di Puskesmas Sentosa Baru
Abstract
Pendahuluan : Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan masih menjadi tantangan besar dalam pelayanan kesehatan global. Meskipun pengobatan dan langkah – langkah pencegahan telah diterapkan, TBC tetap menjadi penyebab utama kematian akibat infeksi, dengan Indonesia menduduki peringkat kedua setelah India dalam jumlah kasus TBC. Tingginya angka kejadian dan kematian akibat tuberkulosis di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, menunjukkan bahwa upaya penanganan penyakit ini masih perlu di tingkatkan. Pengobatan TBC yang berlangsung lama, yakni 6-8 bulan, berpotensi meningkatkan tingkat stres pada pasien, terutama bagi mereka yang berada pada usia produktif. Stres yang dialami selama pengobatan TBC dapat mempengaruhi efektivitas terapi, serta menambah kesulitan dalam menjalani pengobatan rutin.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama pengobatan TBC dengan tingkat stres penderita TBC pada usia produktif di Puskesmas Sentosa Baru Medan.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan 62 sampel pasien tuberkulosis yang sedang menjalani pengobatan intensif dan lanjutan. Cara pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dan pengisisan kuesioner Depression Anxiety and Stress Scale (DASS
42) untuk mengukur tingkat stres. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan analisis bivariat.
Hasil :Sebagian besar responden berusia 48-64 tahun (41,9%) dan mayoritas berjenis kelamin perempuan (53,2%). Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar responden bekerja sebagai pegawai negeri (51,6%), dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA (48,4%). Sebanyak 50% responden menjalani pengobatan intensif dan 50% pengobatan lanjutan. Mayoritas penderita TBC mengalami tingkat stres sedang, yaitu (79%), sedangkan pada kelompok yang menjalani pengobatan lanjutan, sebanyak 28 orang mengalami tingkat stres sedang.
Kesimpulan : Pasien Tuberkulosis yang sedang menjalani pengobatan lanjutan paling banyak mengalami tingkat stres sedang.
Collections
- Pendidikan Dokter [445]