Pengaruh Gel Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata x balbisiana) terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinfeksi Bakteri Staphylococcus aureus
Abstract
Pendahuluan: Kulit buah pisang kepok (Musa acuminata x balbisiana), memiliki kandungan fitokimia yang mempunyai aktivitas antioksidan, antiinflamasi dan antibakakteri. Staphylococcus aureus merupakan spesies bakteri paling umum penyebab infeksi, dan mampu memperlambat penyembuhan luka.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan fitokimia kulit pisang kepok (Musa acuminata x balbisiana), dan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian gel ekstrak kulit pisang kepok terhadap penyembuhan luka sayat tikus putih yang diinfeksi Staphylococcus aureus.
Metode: Metode penelitian ini adalah eksperimental dengan desain post-test with control group. Sampel pada penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus putih jantan, dengan berat 150-200 gram, berusia 2-3 bulan. Sampel dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu K+ sebagai kontrol positif (gel klindamisin), K- sebagai kontrol negatif (base gel), K1 (gel ekstrak 5%), K2 (gel ekstrak 10%), K3 (gel ekstrak 15%). Setiap kelompok kemudian akan dibuat luka sayat yang diinfeksikan dengan bakteri Staphylococcus aureus secara topikal. Pemberian perlakuan akan diikuti dengan pengukuran luka sayat pada keesokan harinya, yang akan dilakukan selama 7 hari.
Hasil: Hasil pengukuran luka sayat kemudian diuji dengan One-way ANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gel ekstrak kulit pisang kepok 5%, 10% dan 15% memiliki pengaruh terhadap penyembuhan luka sayat, namun tidak memiliki perbedaan yang signifikan antar kelompok pelakuan, yang dibuktikan dari hasil uji One-way ANOVA dengan nilai p-value= 0.925 atau tidak memenuhi nilai p<0.5.
Kesimpulan: Ekstrak kulit pisang kepok (Musa acuminata x balbisiana) memiliki pengaruh terhadap penyembuhan luka sayat tikus putih, namun tidak memiliki perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan
Collections
- Pendidikan Dokter [445]