Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Rooftop On-Grid Pada Sebuah Bangunan Gedung
Abstract
Kebutuhan energi listrik saat ini sangat tinggi dan terns meningkat setiap harinya seiring dengan bertambahnya populasi. Di Indonesia, mayoritas pembangkit listrik masih bergantung pada energi fosil. Berdasarkan Rencana U saha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2018-2027, lebih dari 82% listrik dihasilkan dari bahan bakar fosil, sementara 18% sisanya berasal dari energi terbarnkan. Sektor industri mernpakan salah satu konsumen listrik terbesar, dengan penggunaan listrik mencapai 21.953 Giga Watt hour (GWh) pada triwulan pertama tahun ini, yang mencakup 33,56% dari total penggunaan nasional. Untuk mengatasi tingginya konsumsi energi dan dampak lingkungan yang dihasilkan, penggunaan sumber energi barn dan terbarnkan, seperti energi surya, menjadi solusi yang ramah lingkungan. Indonesia, sebagai negara beriklim tropis, memiliki potensi energi surya dengan radiasi rata-rata 4,80 W/m2, menjadikannya ideal untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Di kawasan perkotaan, keterbatasan lahan sering menjadi kendala dalam pembangunan PLTS, sehingga pemanfaatan rooftop atau atap menjadi solusi optimal. Salah satu bangunan yang memiliki potensi untuk memanfaatkan energi surya adalah Gedung Penginapan Plus near RS USU Medan 2. Dengan luas tanah
1.800 m2 dan daya terpasang dari PLN sebesar 120 kVA, gedung ini direncanakan
untuk memasang PLTS rooftop sistem on-grid. Dengan kapasitas 57,1 kWp yang terdiri dari 130 panel surya, sistem ini diharapkan mampu menyuplai 76,3% dari kebutuhan listrik harian gedung, sementara kontribusi dari PLN sebesar 23,7%. Instalasi PLTS ini tidak hanya mengoptimalkan penggunaan ruang terbatas tetapi juga berkontribusi pada pengurangan jejak karbon, serta menjadi contoh bagi bangunan lain untuk beralih ke energi terbarnkan.
Collections
- Elektro [120]