PERBANDINGAN ALTERNATIF PENANGANAN TANAH PASCA LONGSOR PADA TIMBUNAN JALAN TOL
Abstract
Proyek pembangunan jalan tol Tebing Tinggi-Indrapura di STA 103+350 mengalami kendala dimana medan di lokasi pembangunan sebagian besar terdiri dari tanah lunak dan juga didapat bahwa daerah tersebut merupakan daerah cekungan yang merupakan titik terendah. Permasalahan geoteknik yang muncul di lokasi jalan tol adalah terjadinya kelongsoran. Tanah lunak mempunyai pengaruh negatif terhadap konstruksi jalan raya karena menyebabkan terjadinya penurunan muka tanah (settlement) akibat konsolidasi yang akan membuat konstruksi perkerasan jalan diatasnya menjadi tidak stabil dan merusak lapisan perkerasan. Permasalahan lain yang terkait dengan tanah lunak adalah daya dukung tanah yang rendah. Konsolidasi adalah penurunan volume secara bertahap pada tanah jenuh sempurna yang mempunyai permeabilitas buruk akibat keluarnya sebagian air pori.
Studi ini mengkaji tentang bagaimana tanah longsor di kendalikan di STA 103+350 pada ruas tol Tebing Tinggi-Indrapura dengan perkuatan dimana perkuatan yang digunakan adalah dengan menggunakan perkuatan minipile dengan tambahan LTP. LTP yang digunakan yaitu geotekstil dan pelat beton bertulang (Slab On Pile). Metode yang digunakan yaitu metode finite elemet pada software geoteknik guna mendapatkan nilai safety factor (SF).
Berdasarkan hasil analisa dari software geoteknik, didapatkan nilai SF pada masa operasional setelah dilakukan perkuatan dengan alternatif 1 (minipile tanpa LTP), alternatif 2 (minipile + LTP geotekstil), dan alternatif 3 (minipile + LTP Slab On Pile) masing-masing sebesar SF = 1,7324, SF = 1,7353, dan SF = 1,7432. Minipile sangat efektif bila diletakkan pada lapisan tanah keras atau melewati tanah lempung lunak.
Collections
- Sipil [285]