Analisa Kinerja Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Pada Simang Empat Bersinyal
Abstract
Seiring dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin meningkat, jumlah kepemilikan kendaraan juga meningkat dan jumlah kendaraan yang ada di jalan raya juga bertambah. Maka akan terjadi kemacetan akibat melampaui arus jenuhnya. Persimpangan ini diidentifikasi sebagai persimpangan dengan pengaturan tiga fase. Lalu lintas simpang perlu di analisis kinerja simpangnya dengan mengoptimalisasikan fase sinyal lalu lintas. Metode analisis dan optimalisasi simpang yang digunakan berdasarkan kepada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) dengan pengumpulan data secara langsung di lapangan pada jam puncak sibuk untuk mendapatkan data volume lalu lintas, geometrik simpang dan waktu siklus lalu lintas. Kinerja persimpangan ditinjau dari Derajat Kejenuhan (DS), Panjang antrian dan Tingkat pelayanan. Tingkat pelayanan simpang pada kondisi eksisting yang macet atau buruk (Los of Service F) ditandai dengan tundaan rata-rata (D) > 60 detik. Langkah untuk mengoptimalkan kinerja simpang dilakukan dengan tiga skenario. Pada skenario-1 ini masih pada tergolong lalu lintas mulai macet (LOS E). Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengendalian simpang empat Jl. Gajah Mada – Jl. K.H. Wahid Hasyim dengan skenario 1 belum optimal. Pada skenario-2 ini masih pada tergolong macet (LOS F). Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengendalian simpang empat Jl. Gajah Mada – Jl. K.H. Wahid Hasyim dengan skenario-2 belum optimal. Pada skenario-3 ini masih pada tergolong lalu lintas macet (LOS F). Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengendalian simpang empat Jl. Gajah Mada – Jl. K.H. Wahid Hasyim dengan skenario 3 belum optimal.
Dari ketiga skenario pemecahan masalah yang ada, skenario-1 mempuyai tingkat pelayanan simpang yang cukup baik dan mampu melayani arus kendaraan pada jam puncak.
Collections
- Sipil [285]