Analisis Perbandingan Daya Saing Ekspor Komoditi Perkebunan
Abstract
Perdagangan internasional sangat penting bagi setiap negara karena memungkinkan negara untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi sendiri. Hal ini meningkatkan daya saing yang menjadi kunci keberhasilan di era globalisasi. Studi ini berfokus pada komoditas kelapa sawit dan karet di Indonesia dan Malaysia, yang merupakan dua negara agraris dengan sektor pertanian yang signifikan. Indonesia adalah produsen sawit terbesar dunia, dengan luas perkebunan 15 juta hektar pada tahun 2022, menghasilkan produksi tahunan sebesar 46 juta ton. Malaysia berada di posisi kedua dengan produksi 18,5 juta ton. Dalam produksi karet, Indonesia berada di peringkat kedua setelah Thailand, menghasilkan 3,1 juta ton karet alam, sedangkan Malaysia berada di posisi kesembilan dengan produksi 377 ribu ton pada tahun 2022. Ekspor komoditas utama seperti kelapa sawit dan karet menunjukkan peran signifikan dalam pertumbuhan ekonomi. Selama periode 2013-2022, kelapa sawit menjadi komoditas ekspor utama Indonesia dengan rata- rata volume ekspor 25,27 juta ton, diikuti oleh karet dengan rata-rata ekspor 2,55 juta ton. Di Malaysia, kelapa sawit juga menempati posisi pertama dengan rata-rata volume ekspor 14,44 juta ton, sementara karet berada di posisi kedua dengan 664 ribu ton. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan daya saing ekspor kelapa sawit dan karet Indonesia dan Malaysia. Metode yang digunakan analisis deskriptif, Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Competitiveness Indeks (ECI), Uji Beda Rata-rata dan regresi linear sederhana.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa a) produksi kelapa sawit Indonesia meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 5,4% dengan rata-rata produksi
38.614.510 ton. Sebaliknya, produksi karet Indonesia menurun 1,4% dengan
produksi rata-rata 3.217.850 ton. Sedangkan Malaysia, produksi kelapa sawit menurun 0,2% dengan produksi rata-rata 19.116.839 ton dan produksi karet Malaysia juga menurun 4,9% dengan produksi rata-rata 607.758 ton; b) volume ekspor kelapa sawit Indonesia meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,5% dengan volume ekspor rata-rata 25.270.047 ton. Sebaliknya, volume ekspor karet Indonesia menurun 2,5% dengan volume ekspor rata-rata 2.550.391 ton. Sedangkan Malaysia, volume ekspor kelapa sawit menurun 1,1% dengan volume ekspor rata- rata 15.244.722 ton dan volume ekspor karet juga menurun 2,7% dengan rata-rata
664.368 ton; c) nilai rata-rata RCA kelapa sawit Indonesia yaitu 54,15 dan nilai rata-rata RCA karet Indonesia yaitu 28,65 sedangkan nilai rata-rata RCA kelapa sawit Malaysia yaitu 24,62 dan nilai rata-rata RCA karet Malaysia yaitu 5,77. Nilai rata-rata ECI kelapa sawit Indonesia yaitu 1,01 dan nilai rata-rata ECI karet Indonesia yaitu 1,01 sedangkan nilai rata-rata ECI kelapa sawit Malaysia 0,97 daan nilai rata-rata ECI karet Malaysia 1,00. Berdasarkan hasil Uji Beda Rata-rata dimana kelapa sawit dan karet Indonesia memiliki keunggulan komparatif (RCA) yang lebih baik dibandingkan dengan Malaysia. Sedangkan untuk keunggulan kompetitif (ECI) kelapa sawit dan karet Indonesia dan Malaysia tidak ada perbedaan yang signifikan; d) berdasarkan hasil pengujian regresi sederhana menunjukkan produksi kelapa sawit berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume ekspor kelapa sawit Indonesia; e) berdasarkan hasil pengujian regresi sederhana menunjukkan produksi karet berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap volume ekspor karet Indonesia.
Collections
- Agribisnis [264]