dc.description.abstract | Pendahuluan : Secara global terdapat 10,6 juta kasus TB paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan Indonesia menduduki peringkat ke-2 setelah India. Secara global estimasi jumlah orang yang dengan MDR TB meningkat pada tahun 2021 dimana Indonesia termasuk dalam tujuh negara dengan kasus MDR-TB tertinggi didunia. Lamanya pengobatan serta efek samping obat-obatan menjadi masalah besar dalam penanganan MDR TB. Sel punca sering digunakan sebagai terapi seluler untuk menangani penyakit degenerative dan infeksi. Sel Punca Mesenkimal (Mesenchymal stem cell /MSC) merupakan salah satu jenis sel punca yang multipoten. MSC memiliki efek parakrin yang mengandung faktor pertumbuhan dan sitokin seperti TNF-α. TNF-α disebut juga dengan sitokin multifungsi atau sitokin proinflamasi. TNF- α dapat mengaktifkan makrofag dan meningkatkan sekresi oksidan, seperti oksida nitrat dan superoksida yang dapat membunuh Mycobacterium tuberculosis. Sel punca hematopoietik CD34+ asal darah tali pusat memiliki kemampuan angiogenik yang tinggi, mendukung plastisitas dan imunomudolator MSC. Enkapsulasi dengan alginat meningkatkan viabilitas dari sel punca. Penelitian sebelumnya mendapatkan, pemberian MSC secara intravena memiliki potensi untuk memperbaiki jaringan paru-paru yang rusak dan meningkatkan respon imun pada penderita TB.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar TNF- α pada mikroenkapsulasi MSC- CD34+ pada hari ke-2, ke-7, ke-14 dan ke-21.
Metode : Penelitian ini merupakan Penelitian ini merupakan studi preliminari eksperimental in vitro dengan tahapan pertama mengkultur MSC dan sel punca hematopoietik CD34+ kemudian mengkapsulasi MSC dan hematopoietik CD34+ dan menguji kadar TNF- dengan pemeriksaan ELISA.
Hasil : Setelah dilakukan pengukuran terhadap kadar TNF- α di hari ke-2, ke-7, ke-14 dan ke-21 didapatkan bahwa kadar TNF- α meningkat pada hari ke-7 dan menurun pada hari ke-14 dan sedikit meningkat pada hari ke-21. | en_US |