| dc.description.abstract | Pendahuluan: Game merupakan salah satu kegiatan rekreasi tanpa memandang budaya, usia, dan jenis kelamin, terutama sejak perkembangan internet. Remaja adalah kelompok usia terbanyak yang mengalami masalah dengan penggunaan online game yaitu kecanduan online game. Salah satu fasilitas internet yang memberikan efek kecanduan adalah online game yang merupakan konten hiburan bagi semua kalangan mulai dari anak, remaja dan dewasa, sehingga American Psychiatric Association memasukkan Internet Gaming Disorder (IGD) ke dalam bagian III pada tahun 2013.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, intensitas lama bermain online game dalam sehari dan jenis online game yang dimainkan, serta untuk mengetahui gambaran gejala kecanduan online game pada remaja di Kecamatan Percut Sei Tuan.
Metode: Penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan cross sectional dilakukan di dilakukan di Warnet Sahabat, Archa Net, Hyper Net dan Macro Net pada bulan Maret 2023. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengunjung di Warnet Sahabat, Archa Net, Hyper Net dan Macro Net dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuosioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan nilai Cronbach’s Test Alpha > 0.600 dan hasul uji reabilitas 0.824 dan dinyatakan reliabel. Data dianalisis dengan analisis univariat.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (95%), usia 19 tahun (34.2%), intensitas bermain game <8 jam (80%), online game yang paling sering dimainkan adalah MOBA (46.7%), tidak mengalami kecanduan (91.7%), dan menjadikan online game sebagai pelarian.
Kesimpulan: Remaja di Kecamatan Percut Sei Tuan hanya 8,3% yang mengalami kecanduan online game dengan menjadikan game sebagai pelarian untuk sementara waktu untuk mengurangi perasaan negatif seperti cemas. | en_US |
