Perbandingan Cost Effectiveness Penggunaan Seftriakson dan Kloramfenikol terhadap Penderita Demam Tifoid Pada Anak di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan pada Tahun 2019-2021
dc.contributor.author | LUMBAN TOBING, SISKA APRILDA | |
dc.date.accessioned | 2023-03-13T06:25:23Z | |
dc.date.available | 2023-03-13T06:25:23Z | |
dc.date.issued | 2023-03-13 | |
dc.identifier.uri | https://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/8389 | |
dc.description.abstract | Latar Belakang: Demam tifoid memiliki nama lain yaitu demam enterik. Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang dapat hidup di air dan makanan dalam waktu yang lama. Demam tifoid adalah infeksi akut yang terjadi di saluran cerna. Penyakit ini menjadi masalah di negara yang memiliki tingkat hygiene yang buruk dan menjadi masalah dalam kesehatan di masyarakat. Terapi yang diberikan berupa antibiotik yang bertujuan untuk menghentikan perkembangan bakteri Salmonella. Antibiotik pilihan pertama ialah kloramfenikol. Pengobatan lainnya dapat digunakan dengan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yaitu seftriakson. Tujuan: Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan cost effectiviness antibiotik kloramfenikol dengan seftriakson pada demam tifoid anak di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Metode: Observasional analitik dengan cara metode purposive sampling dan menggunakan data sekunder. Penelitian dilakukan pada 7 – 23 Desember 2022 di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Hasil: Nilai ACER (Analisis Efektivitas Biaya) kelas 1 antibiotik kloramfenikol memiliki efektivitas lama rawat inap Rp 6.544.575 dan antibiotik seftriakson memiliki efektivitas lama turunnya demam Rp 4.722.280. Nilai ACER kelas 3 antibiotik kloramfenikol memiliki efektivitas lama rawat inap Rp 5.953.725 dan lama turunnya demam Rp 5.067.000. Nilai ICER (Rasio Efektivitas Biaya Inkremental) kelas 1 seftriakson membutuhkan tambahan biaya Rp 2.181.466 untuk menambah efektivitas 1/hari lama rawat inap dan untuk menambah efektivitas 1/hari turunnya demam Rp 934.914. Nilai ICER kelas 3 kloramfenikol membutuhkan tambahan biaya Rp 255.400 untuk menambah efektivitas 1/hari lama rawat inap dan untuk menambah efektivitas 1/hari turunnya demam Rp 766.200. Kesimpulan: Antibiotik kloramfenikol lebih efektif dibandingkan antibiotik seftriakson. | en_US |
dc.subject | Demam Tifoid, | en_US |
dc.subject | kloramfenikol, | en_US |
dc.subject | seftriakson, | en_US |
dc.subject | cost-effectiveness | en_US |
dc.title | Perbandingan Cost Effectiveness Penggunaan Seftriakson dan Kloramfenikol terhadap Penderita Demam Tifoid Pada Anak di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan pada Tahun 2019-2021 | en_US |
Files in this item
This item appears in the following Collection(s)
-
Pendidikan Dokter [415]