dc.description.abstract | Pendahuluan: Resisten obat adalah keadaan saat M. tuberculosis sudah tidak bisa dibunuh lagi dengan obat anti tuberkulosis. Panjangnya masa pengobatan tuberkulosis dapat menyebabkan ketidakpatuhan penderita dalam meminum obat anti tuberkulosis sehingga menyebabkan kegagalan pengobatan dan menjadi tuberkulosis resisten obat. Tuberkulosis resisten obat memiliki masa pengobatan yang lebih panjang yaitu 18-24 bulan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan minum obat anti tuberkulosis pada pasien tuberkulosis paru resisten obat di kota Medan.
Metode: Penelitian ini analitik dengan desain cross sectional. Jumlah responden 73 orang dan dipilih dengan metode purposive sampling dengan mengunjungi dan menjadikan pasien tuberkulosis paru resisten obat di kota Medan pada Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan menjadi responden.
Hasil: Pada penelitian diperoleh mayoritas responden pada usia dewasa, berjenis kelamin pria, serta terdiagnosis TB sekunder memiliki tingkat pengetahuan baik (91,78%), dukungan keluarga baik (97,56%), persepsi kemudahan mendapat obat yang baik (93,15%), peran pendamping yang baik (91,78%). Pada analisis multivariat variabel yang memiliki pengaruh signifikan dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis adalah dukungan keluarga.
Kesimpulan: Tidak ditemukan pengaruh tingkat pengetahuan, dukungan keluarga, persepsi kemudahan mendapat obat dan peran pendamping terhadap kepatuhan minum obat anti tuberkulosis. | en_US |