ANALISIS KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI DAN BUDIDAYA USAHATANI KELAPA SAWIT RAKYAT PASCA PENURUNAN HARGA CPO (MARET-APRIL 2022) DI KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATU BARA

Abstract

pendapatan rumah tangga petani kelapa sawit rakyat pasca penurunan harga CPO

di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara, 2) Alokasi pendapatan rumah tangga

petani kelapa sawit rakyat pasca penurunan harga CPO terhadap aspek sosial

dilihat dari biaya pendidikan anak, kesehatan dan adat istiadat di Kecamatan

Talawi Kabupaten Batu Bara, 3) Alokasi pendapatan rumah tangga petani kelapa

sawit rakyat pasca penurunan harga CPO terhadap aspek ekonomi dilihat dari

pengeluaran konsumsi keluarga (pangan-non pangan) dan tabungan di Kecamatan

Talawi Kabupaten Batu Bara, 4) Kondisi sosial, ekonomi dan budidaya petani

kelapa sawit rakyat pasca penurunan harga CPO di Kecamatan Talawi Kabupaten

Batu Bara.

Metode analisis data menggunakan analisis biaya, penerimaan, pendapatan

secara deskriptif dan skala semantic differential. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar kuesioner untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan deskriptif secara sistematis dan faktual di lapangan. Lokasi penelitian dilakukan di 3 desa dari 10

desa di Kecamatan Talawi, yaitu Desa Panjang, Dahari Selebar dan Gunung Rante. Penentuan jumlah sampel per desa menggunakan metode alokasi proporsional dengan jumlah sampel 30 petani dari 501 populasi keluarga petani yang mengusahakan usahatani kelapa sawit rakyat. Proses pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling.

Berdasarkan penelitian disimpulkan; 1) Pendapatan rata-rata rumah tangga petani kelapa sawit rakyat pasca penurunan harga CPO di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara per bulan sebesar Rp 8.920.631 yang bersumber dari usahatani kelapa sawit, usahatani non-kelapa sawit dan diluar usahatani, 2)

Alokasi pendapatan rumah tangga petani kelapa sawit pasca penurunan harga CPO terhadap aspek sosial per bulan sebesar Rp 1.605.589 dilihat dari untuk kebutuhan pendidikan anak sebesar Rp 1.334.156 atau 83%, kesehatan sebesar Rp 115.100 atau 7% dan adat-istiadat sebesar Rp 156.333 atau 10%, 3) Alokasi

pendapatan rumah tangga petani kelapa sawit rakyat pasca penurunan harga CPO terhadap aspek ekonomi per bulan sebesar Rp 7.315.042 dilihat dari untuk kebutuhan konsumsi pangan sebesar Rp 1.800.683 atau 25%, konsumsi non- pangan sebesar Rp 720.228 atau 10% dan tabungan sebesar Rp 4.794.131 atau 65%, 4) Kondisi sosial petani kelapa sawit rakyat pasca penurunan harga CPO keseluruhan cukup baik dilihat dari kondisi pendidikan anak cukup baik, kondisi kesehatan cukup baik, dan kondisi adat istiadat baik. Kondisi ekonomi petani kelapa sawit rakyat pasca penurunan harga CPO keseluruhan buruk dilihat dari konsumsi pangan semakin berkurang, konsumsi non-pangan semakin berhemat dan kondisi tabungan buruk. Kondisi budidaya petani kelapa sawit rakyat pasca

penurunan harga CPO keseluruhan cukup baik dilihat dari kegiatan pemeliharaan dan pemanenan dalam kondisi cukup baik.

Berdasarkan penelitian disarankan; 1) Kepada Pemerintah Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara diharapkan memberikan subsidi sarana produksi kepada petani kelapa sawit rakyat khususnya di Desa Panjang, Gunung Rante dan Dahari Selebar untuk mengurangi biaya produksi usahataninya, 2) Petani kelapa sawit agar memperhatikan perawatan kelapa sawit dan input produksi seperti pupuk, obat-obatan, dan alat-alat pertanian, 3) Pasca penurunan harga CPO kondisi konsumsi dan tabungan buruk. Adanya hal tersebut sebaiknya pihak kesatuan pemerintah pertanian dari pemerintah dan kelompok pertanian dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambahan dalam rangka meningkatkan perekonomian keluarga.