dc.description.abstract | Pendahuluan : Coronavirus Disease 19 atau yang lebih popular dengan istilah COVID-19 telah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) sebagai Kegawatdaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KMMD) pada tanggal 30 Januari 2020 dan di tetapkan sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Awal mula virus ini ditemukan pada akhir Desember 2019 di Wuhan, provinsi Hubei, China. Kasus COVID-19 pertama kali ditemukan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020. Peningkatan COVID-19 yang sangat pesat terjadi karena virus ini dapat diperantarai oleh hewan ke manusia maupun antar manusia. Karena itu pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya protokol kesehatan dengan mengeluarkan berbagai kebijakan berupa PSBB, pembatasan dalam skala terbatas, dan peraturan seperti social distancing dan physical distancing. Menyadari kebijakan tersebut tidak dapat mengatasi pandemi COVID-19 pemerintah melakukan kebijakan baru yaitu era new normal. Cara menekan penyebaran virus di era new normal adalah memutuskan rantai penyebarab melalui isolasi, deteksi dini, dan melakukan proteksi dasar. Dalam hal pemutusan rantai penyebaran COVID-19 memerlukan keseimbangan yang baik antara pengetahuan dan perilaku.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang COVID-19 terhadap perilaku new normal di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan Angkatan 2018-2021 periode Februari 2022.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional yang menggunakan metode studi cross-sectional. Sampel dipilih secara purposive sampling dan diperoleh 86 sampel.
Hasil : Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa dari 82 responden (100%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik terdapat 34 responden (41,5%) selalu melakukan perilaku new normal dan 48 responden (58,5%) cukup dalam melakukan perilaku new normal. Dari 10 responden (100%) yang tingkat pengetahuan nya kurang baik terdapat 7 responden (70%) yang selalu melakukan perilaku new normal, 1 responden (10%) yang cukup dalam melakukan perilaku new normal dan 2 responden (20%) yang kurang dalam melakukan perilaku new normal.
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara tingkat pengetahuan tentang COVID-19 terhadap perilaku new normal. | en_US |