Show simple item record

dc.contributor.authorPutrianti, Evi
dc.contributor.authorSumaryadi, Sumaryadi
dc.contributor.authorAlya, Winny Chrisan
dc.date.accessioned2022-08-01T01:56:46Z
dc.date.available2022-08-01T01:56:46Z
dc.date.issued2022-07-29
dc.identifier.urihttp://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/7088
dc.descriptionThe female body in the realm of culture can be an inspiration as well as a long exploration that often presents a duality of meaning. The aesthetic elements of women's bodies are generally integrated in the performing arts family. Through a new feminism and ethnographic approach, this research seeks to reveal the aesthetic values of the female body, especially in the performing arts of Sintren Pemalang. Sintren as a dance typical of Central Java and West Java involves mystical elements throughout the performance. The myth of the love of two worlds between Sulasih and Raden Sulandono has also become an oral literature that influences traditional dance performances. The Sintren Dance Group in Pemalang became the primary data source in this study. In new ethnographic studies, research is naturalistic about the social activities and behavior of a particular society or culture. The data analysis technique used is participatory observation, in-depth and open interviews. The data obtained were then analyzed by domain, taxonomy, and component analysis. This study aims to describe the relationship between traditional people's values and the digitalization of modern culture, how the influence between the two synergizes, what can be taken and given for benefit, and how the two support each other. The conclusion that can be drawn is that the transformation of Sintren traditional values as oral literature into modern stage performances provides spiritual, intellectual and economic experiences.en_US
dc.description.abstractTubuh perempuan di dalam ranah kebudayaan mampu menjadi inspirasi sekaligus eksplorasi panjang yang seringkali menghadirkan dualitas makna. Unsur estetika ketubuhan perempuan umumnya terintegrasi dalam rumpun seni pertunjukan. Melalui pendekatan feminisme dan etnografi baru penelitian ini berusaha mengungkapkan nilai-nilai estetika tubuh perempuan khususnya dalam seni pertunjukan Sintren Pemalang. Sintren sebagai tarian khas Jawa Tengah dan Jawa Barat melibatkan unsur mistis di sepanjang pementasannya. Mitos cinta dua dunia antara Sulasih dan Raden Sulandono juga menjadi sastra lisan yang mempengaruhi pertunjukan tari tradisinya. Grup Tari Sintren Pemalang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini. Dalam studi etnografi baru, penelitian bersifat naturalistik mengenai aktivitas sosial dan perilaku masyarakat atau budaya tertentu. Teknik analisis data yang digunakan adalah observasi partisipatif, wawancara mendalam dan terbuka. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan analisis domain, taksonomi, dan komponen. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hubungan nilai-nilai tradisi kerakyatan dengan digitalisasi budaya modern, bagaimana pengaruh antara keduanya bersinergi, apa yang dapat diambil dan diberikannya untuk kemanfaatan, serta bagaimana keduanya saling mendukung. Simpulan yang dapat diambil bahwa transformasi nilai-nilai tradisi Sintren sebagai sastra lisan menjadi pertunjukan panggung modern memberikan pengalaman spiritual, intelektual dan ekonomis.en_US
dc.publisherSeminar Nasional 2022 - NBM Artsen_US
dc.subjecttransformasi nilai-nilai estetikaen_US
dc.subjecttubuh perempuanen_US
dc.subjectseni pertunjukan sintren Pemalangen_US
dc.subjectetnografi baruen_US
dc.titleTRANSFORMASI NILAI-NILAI ESTETIKA TUBUH PEREMPUAN DALAM SENI PERTUNJUKAN SINTREN PEMALANG: KEARIFAN LOKAL DALAM WAJAH BARUen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record