dc.description.abstract | Pelaksanaan sebuah proyek konstruksi sering mengalami berbagai kendala baik untuk pengoptimalan waktu, mutu dan biaya terutama untuk proyek yang memiliki nilai yang cukup besar. Demikian hal nya yang terjadi pada proyek pembangunan kantor induk bupati Tapanuli Tengah, dimana proyek tersebut mengalami keterlambatan waktu pelaksanaan berdasarkan time schedule yang sudah direncanakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penjadwalan proyek dengan metoda CPM (Critical Path Method) dan metoda PDM (Precedence Diagram Method) dengan menentukan kegiatan-kegiatan mana yang merupakan bagian dari jalur kritis, kemudian mengevaluasi terhadap kemajuan aktual proyek, dan merencanakan percepatan (crashing) dengan melakukan penambahan jam kerja dan penambahan tenaga kerja.
Adapun dengan metoda CPM didapatkan durasi pekerjaan selama 269 hari, dan dengan metoda PDM didapatkan durasi pekerjaan usulan selama 254 hari, dengan catatan satu hari 8 jam kerja dan satu minggu 7 hari kerja. Untuk percepatan proyek menggunakan penambahan jam kerja (lembur) diperoleh crash duration selama 15 hari dengan biaya crashing sebesar Rp 151,433,625.00. Untuk percepatan proyek dengan menambah tenaga kerja diperoleh crash duration selama 28 hari dengan biaya crashing sebesar Rp 132,646,764.00. Perbedaan durasi dan biaya diakibatkan produktifitas pekerjaan yang kurang baik saat lembur dibandingkan dengan produktifitas menambah tenaga kerja. | en_US |