HUBUNGAN PENGGUNAAN APD DENGAN KELAINAN KULIT PADA TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. RM. DJOELHAM DI KOTA BINJAI.
Abstract
Latar Belakang : Pada bulan Desember 2019, telah ditemukan pneumonia jenis baru yang penyebabnya tidak diketahui. Pada tanggal 11 Februari 2020 WHO mendefenisikan penyakit corona virus baru sebagai COVID-19. Tenaga Kesehatan terdiri dari dokter, bidan, perawat, dan Analis laboratorium diwajibkan menggunakan APD selama bekerja di Rumah Sakit yang terdiri dari masker bedah, masker N95, googles pelindung mata, face shield (pelindung wajah), sarung tangan pemeriksaan, sarung tangan bedah, gaun sekali pakai, coverall medis, heavy duty apron, sepatu boot anti air, dan penutup sepatu.3 4 Penggunaan APD dapat mengakibatkan kelainan pada kulit seperti, lekukan topeng di pipi dan hidung, munculnya vesikel pada hidung, cedera atau lecet di belakang telinga, munculnya lesi kulit seperti pustula atau bisul, dermatitis seboroik, infeksi jamur sekunder pada kulit kepala, dan gangguan kulit lainnya .
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan penggunaan APD dengan kelainan kulit pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. M. Djoelham di Kota Binjai.
Metode : Sebanyak 120 orang tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.RM.Djoelham di Kota Binjai, Sumatera Utara, Indonesia diikut sertakan sebagai responden pada penelitian analik cross sectional ini.Uji Chi Square digunakan untuk mengalisis apakah dijumpai hubungan antara penggunaan APD dengan kelainan kulit pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.RM.Djoelham di Kota Binjai.
Hasil : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan APD dengan kelainan kulit pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.RM.Djoelham di Kota Binjai.(p > 0,05)
Kesimpulan : Penggunaan APD yang tepat guna dan tepat waktu tidak menjadi factor pencetus terjadinya kelainan kulit pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. M. Djoelham di Kota Binjai.
Collections
- Pendidikan Dokter [415]