dc.description.abstract | Latar Belakang: Media sosial menjadi salah satu komponen yang tidak terpisahkan bagi kehidupan manusia termasuk mahasiswa kedokteran. Penggunaan media sosial memberi manfaat positif dan negatif. Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental salah satunya depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dengan derajat gejala depresi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen.
Metode: Penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional dilakukan pada 101 mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen. Pengumpulan data dengan kuesioner Social Networking Time Use Scale (SONTUS) untuk mengukur intensitas penggunaan media sosial dan Beck Depression Inventory-II (BDI-II) untuk menilai derajat gejala depresi. Analisis data dilakukan dengan uji bivariat Spearman’s rank correlation coefficient.
Hasil: Intensitas penggunaan media sosial responden dengan kategori rendah sebanyak 38,6%, kategori rata-rata 41,6%, kategori tinggi 19,8%. Sebanyak
81,2% tidak mengalami depresi, 10,9% mengalami depresi ringan, 5,9% depresi sedang, 2,0% depresi berat. Hasil Uji Spearman’s menunjukkan tidak terdapat hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dengan derajat depresi (p=0,882) dengan nilai korelasi sangat lemah (r=0,015)
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dengan derajat depresi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen. | en_US |