GAMBARAN VIABILITAS MONOKULTUR 3D SFEROID HEPATOSIT MENGGUNAKAN METODE HANGING DROP
Abstract
Latar belakang : Hati merupakan organ vital di dalam tubuh dan memiliki banyak fungsi diantaranya metabolisme, detoksifikasi racun, dan sintesis protein. Prevalensi penyakit hati tinggi dan terapi penyakit hati terus berkembang, sehingga model hati sangat dibutuhkan untuk mempelajari mekanisme penyakit hati dan uji toksisitas obat. Banyak metode kultur hepatosit yang terus dikembangkan untuk menghasilkan suatu model hati yang optimal, dan metode kultur yang terbaik adalah metode kultur dengan viabilitas hepatosit yang tinggi.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas hepatosit dan pembentukan sferoid pada kultur 3D metode hanging drop dan pada kultur 2D.
Metode : Hepatosit diisolasi dari hati tikus jantan Sprague Dawley (n=2, 250-350 gr). Hepatosit primer tikus dikultur dengan metode hanging drop (tetes gantung) dan metode konvensional (2D). Viabilitas hepatosit dianalisa dengan menggunakan Trypan Blue Exclusion Test dan sel dihitung dalam kamar hitung Improved Neubauer.
Hasil : Viabilitas hepatosit menurun 5,23% pada metode hanging drop dan
17,19% pada metode kultur 2D hari ke-2. (p > 0.05)
Kesimpulan : Viabilitas hepatosit metode hanging drop lebih besar daripada metode kultur 2D. Sferoid terbentuk pada metode hanging drop dan tidak terbentuk pada metode kultur 2D.
Collections
- Pendidikan Dokter [415]