dc.description.abstract | Pendahuluan Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan dikendalikan oleh respon imunitas selular yang bersifat menular dan kronis. Pada bulan Maret tahun 1993, World Health Organization (WHO) mendeklarasikan TB paru sebagai global health emergency, oleh karena itu WHO mengembangkan strategi Directly Observed Treatment Short-course (DOTS), yang salah satu tujuan utamanya adalah upaya diagnosis kasus TB paru secara cepat dan tepat untuk memutus rantai penularan TB paru. Indonesia menempati peringkat kelima tertinggi dalam jumlah seluruh insidensi kasus TB paru di seluruh dunia pada tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemeriksaan foto toraks posterioranterior (PA) dalam mendiagnosis kasus TB paru.
Metode Penelitian ini merupakan sebuah uji diagnostik dengan analisis deskriptif dan uji statistik chi-square (x2). Data diperoleh dari rekam medis 91 pasien yang dirawat di RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2011-2012 dengan diagnosis awal suspek TB paru yang selanjutnya dilakukan pemeriksaan BTA sputum dan foto toraks.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa sensitivitas, spesifisitas, akurasi, nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif pemeriksaan foto toraks berturut- turut sebesar 87,03%, 35,1%, 51,6%, 66,2% dan 65%.
Kesimpulan Pemeriksaan foto toraks cukup baik digunakan sebagai screening awal suspek TB paru dengan sensitivitas yang tinggi (87,03%) dan spesifisitasnya rendah (35,1%). | en_US |