dc.description.abstract | Perempuan menurut ensiklopedia Wikipedia bahwa etimologi perempuan adalahWanita berdasarkan asal bahasanya tidak mengacu pada wanita yang ditata atau diatur oleh laki-laki atau suami pada umumnya terjadi pada kaum patriarki. Arti kata wanita sama dengan perempuan, perempuan atau wanita memiliki wewenang untuk bekerja dan menghidupi keluarga bersama dengan sang suami. Tidak ada pembagian peran perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga, pria dan wanita sama-sama berkewajiban mengasuh anak hingga usia dewasa.Jika ada wacana perempuan harus di rumah menjaga anak dan memasak untuk suami maka itu adalah konstruksi peran perempuan karena laki-laki juga bisa melakukan hal itu, contoh lain misalnya laki-laki yang lebih kuat, tegas dan perempuan lemah lembut ini yang kemudian disebut dengan gender.
Sesuai dengan Aturan dan Peraturan HKBP tahun 2002 bahwa Visi HKBP adalah menjadi berkat bagi dunia. HKBP diupayakan agar berkembang menjadi satu gereja yang menjadi berkat bagi dunia serta mampu dan bertenaga mengembangkan kehidupan yang bermutu di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus secara inklusif, terbuka dan dialogis, bersama-sama dengan semua orang di dalam masyarakat global, terutama masyarakat Kristen, demi kemuliaan Allah Bapa yang mahakuasa. Sedangkan Misidari HKBP adalah berusaha meningkatkan mutu segenap warga masyarakat, terutama warga HKBP, melalui pelayanan-pelayanan gereja yang bermutu agar mampu melaksanakan amanat Tuhan Yesus dalam segenap prilaku kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, maupun kehidupan bersama segenap masyarakat manusia di tingkat lokal dan nasional, di tingkat regional dan global dalam menghadapi tantangan abad 21.
Berdasarkan Visi dan Misi HKBP ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara kaum laki-laki maupun kaum perempuan dalam tubuh HKBP. Pengertian perempuan menurut pandang HKBP sesuai dengan pengertian secara Alkitabiah yaitu perempuan dan laki-laki sama-sama Imago Dei Allah. Ciptaan Allah yang bertanggungjawab atas bumi(Kej. 1: 26 – 2: 25).
Jika Aturan Peraturan HKBP tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, mengapa pembahasan tentang perempuan lebih hangat dibicarakan dibanding laki-laki? Apakah pengaruh sosial budaya Batak yang mempengaruhi cara berpikir orang Batak yang patriakhal
2
sebagai suatu warisan (heritage)? Sehingga kecenderungan pembahasan di tengah masyarakat sosial budaya Batak,kecenderungan tipikal diri laki-laki Batak menomorduakan perempuan? J. C. Vergouwen (1986:62-63) mengatakan dalam bukunya “ Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba “ mengatakan bahwa sistem sosial kemasyarakatan Batak dipengaruhi sistem “ Dalihan Natolu/tiga tungku “.
Dalam sistem kemasyarakatan Batak,dalihan natolu (tiga tungku atau tungku berkaki tiga)terdapat tiga unsur dalam hubungannya kepada perkawinan yaitu (1) unsur kelompok kerabat hula-hula atau pihak pemberi perempuan (bride giver), (2) unsur kelompok kerabat dongan sabutuha atau pihak semarga kepada ayah, dan (3) unsur kelompok kerabat boru atau pihak penerima perempuan (bride taker). Dengan demikian, setiap anggota keluarga Batak (Toba) akan mempunyai tiga pihak kerabat, yang pertama pihaknya sendiri, yaitu dongan sabutuha; yang kedua pihak kerabat asal sang isterinya, yaitu hula-hula (besan); dan yang ketiga pihak yang mengambil kakak atau adik kandung perempuannya dipanggil sebagai borunya.
Hubungan perkawinan dalam sistem kemasyarakatan dalihan natolu mempertalikan dua pihak kerabat dan menjadi kerangka dasar bagi semua hubungan kekerabatan dalam sistem sosial kemasyarakatan di kalangan orang Batak (Toba).Oleh sebab itu konsep perkawinan memberikan kerangka atau suatu dasar yang kuat bagi lembaga keluarga yang baru terbentuk, sehingga perkawinan itu bukanlah melulu keputusan dari dua individu, tetapi juga keputusan dari dua kaum yang berkerabat yaitu pihak lelaki selaku penerima mempelai perempuan (boru) dan pihak kerabat perempuan sebagai pemberi mempelai perempuan (hula-hula).
Dalam sistem kemasyarakatan dalihan natolu, hula-hula mempunyai kedudukan adat yang lebih tinggi, sedangkan boru dalam hubungannya kepada pihak hula-hula mempunyai kedudukan adat yang lebih rendah. Berbagai sikap dan simbol dilakukan oleh pihak boru yang mencerminkan status adat pihak hula-hula yang lebih tinggi tersebut, umpamanya diwujudkan oleh pihak boru melalui tutur kata, perbuatan dan persembahan yang diberikan kepada pihak hula-hulanya; Sedangkandan pihak hula-hula juga menunjukkan sikap dan simbol menghormati pihak borunya itu.
Dalam tradisi orang Batak (Toba), pihak hula-hula dipandang selaku wakil Tuhan yang memberikan berkat kepada pihak borunya. Hula-hula dipandang selaku sumber kekuatan adikodrati, daya hidup dari masing-masing borunya. Sedangkan pihak boru memandang bahwa anggota hula-hulanya sebagai orang yang dikaruniai sahala, yaitu kekuasaan yang istimewa yang bisa dianggap sebagai suatu daya yang dasyat, melebihi kekuatan terpendam biasa yang ada pada tondi (roh), demikian dikatakan oleh J. C. Vergouwen (1986:62-63).
Dari kajian etimologi perempuan yang sudah penulis paparkan, mengarahkan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan.Dengan demikian penulis menganalisis persoalan perempuan, menjadi bahan diskusi yang hangat dibicarakan ketika perempuan itu sendiri harus menyadari bahwa perempuan harus berusaha berperan meningkat jati dirinya dan mampu mengimplementasikannya bagi masyarakat sehingga peranan perempuan dalam semua line semakin meningkat. | en_US |