Mengikuti Teladan Kristus, Partisipasi terhadap Misi Allah: Catatan Reflektif Seorang Pendeta Batak
Abstract
Gereja Batak (HKBP) telah menunjukkan suatu kemampuan yang mandiri dalam mengelola organisasinya. Dalam kemandirian itu ada karakter dan jati diri Batak. Artinya tidak terlepas dengan budaya/adat istiadat maupun nilai-nilai leluhur masyarakat budaya orang Batak. Nilai-nilai kekristenan yang telah menggarami budaya hadir dalam wajah kemandirian Gereja Batak.
Kemandirian Gereja Batak merupakan gambaran nilai-nilai budaya dan kekristenan diperhadapkan dengan nasionalisme bangsa Indonesia adalah suatu perjumpaan, dimana pihak Gereja Kristen Batak juga mendapat masukan-masukan dari nasionalisme Indonesia. Dalam ungkapan teologis dapat dikatakan bahwa pergerakan nasional Indonesia menjadi konteks dimana panggilan gereja Batak di Indonesia diberi bentuk. Sebab itu perlu diungkapkan bersama, baik sumbangan yang diberikan oleh pihak Kristen Batak terhadap pergerakan nasional Indonesia, maupun pengaruh nasionalisme terhadap kekristenan di Indonesia.
Dengan demikian gereja Kristen Batak di Indonesia masa kini memperoleh pengenalan diri yang lebih utuh dan kritis dari masa lampaunya. Maka masalah pokok yang perlu dikaji dalam hubungan dengan peranan golongan Kristen dalam perjuangan
mencapai kemerdekaan dan dalam usaha bina bangsa Indonesia adalah bagaimana golongan Kristen Indonesia menemukan dan memahami tempatnya yang tepat dalam perjalanan sejarah bangsanya. Dalam hal ini kita harus mengerti dengan arti dan makna gereja bagi gereja Batak sebagai wajah kemandirian gereja Batak.
Istilah „gereja‟ berasal dari bahasa Portugis „igreja‟ dan dalam bahasa Spanyol „iglesia‟ kedua kata ini berasal dari bahasa Yunani “Ekklesia” yang artinya jemaat „yang dipanggil keluar‟ dari dunia untuk menjadi milik Tuhan.[21] selain itu ada juga kata lain dalam bahasa Yunani yang berarti gereja yaitu “Kurakion” yang artinya „Rumah Tuhan‟ yang dalam bahasa Inggris di sebut “Church” dan dalam bahasa Belanda disebut „Kerk‟ yang semuanya itu berasal dari kata Yunani „Kurakion”. Jadi ekklesia berarti „mereka yang dipanggil‟.Yang pertama-tama dipanggil oleh Kristus ialah para murid, yaitu Petrus dan teman-temannya. Sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke sorga dan setelah pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, para murid itu menjadi „rasul‟ artinya „mereka yang diutus‟. Rasul-rasul diutus ke dalam dunia ini untuk mengabarkan berita kesukaan, sehingga lahirlah Gereja Kristen.[23]