dc.description.abstract | Penulis kitab Yeremia meletakkan dua kata yang berbeda, ‘membangun’ (banah) dan ‘menanam’ (nata') ke dalam satu horison yang sama, sebagai langkah utama dalam merevitalisasi kehidupan Israel yang sedang mengalami kehancuran masif. Kehancuran yang tidak hanya secara fisik berupa bangunan rumah dan kota, tetapi juga kehancuran kehidupan itu sendiri, seperti matinya ekonomi secara total. Melalui metode pendekatan penafsiran historis kritis, dengan menganalisis teks dan konteks sejarah dari teks diperoleh gambaran bahwa metafora ‘membangun’ dan ‘menanam’ dalam teks mengandung gagasan holistik, bukan pembangunan sebatas fisik. Pembangunan yang sifatnya mendasar (substansial) bukan sebatas kulit dan permukaan (superficial), serta melalui pendekatan teologi kontekstual dua kata dalam narasi pemanggilan Yeremia tersebut berimplikasi konstruktif terhadap penguatan fungsi keluarga Kristen sebagai basis pengajaran pendidikan agama Kristen yang strategis, layaknya hubungan ‘kandungan’ dan ‘kerahiman’ yang ‘sedarah’ dan ‘searah’ yang tampak melalui teks. | en_US |