| dc.description.abstract | Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan, di Desa Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan, pada ketinggian tempat sekitar 33 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah Ultisol dengan pH 5,5. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 hingga Oktober 2018.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dengan 3 ulangan. Konsentrasi Faktor pertama yakni pemberian Bokashi (B) dengan tiga taraf yaitu : B0 = 0 ton/ha (kontrol) B1 = 2 ton/ha setara dengan 200 g/m2 (dosis anjuran) B2 = 4 ton/ha setara dengan 400 g/m2.
Faktor kedua, Pupuk Daun (D) terdiri dari 4 taraf, yaitu : D0= 0 ml/liter/m2 (kontrol) D1 = 2 ml/liter/m2 D2 = 4 ml /liter/m2 D3= 6 ml/liter/m2. Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun , bobot basah panen dan bobot basah jual tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bokashi, pupuk daun serta interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati pada setiap umur pengamatan.
Adapun produksi bayam merah Nasional sebesar 72.369 ton atau rata – rata 22,63 kwintal/ha Maharany, (2016). Produksi bayam di provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 dengan luas lahan 97 ha, sebesar 582 ton atau rata – rata produksi bayam sebesar 60kw/ha Asahan Dalam Angka, (2012). Dari hasil penelitian ini menunjukan adanya kecenderungan peningkat produksi, yakni dimana bayam merah varietas mira 12 – 15 ton/ha, dimana produksi bayam merah mira yang dihasilkan dari penelitian ini cenderung meningkat 70 – 80 ton/ha. | en_US |
