dc.description.abstract | Semakin besarnya volume lalu lintas menyebabkan lapisan permukaan perkerasan jalan cepat mengalami proses peretakan dan mengganggu kelancaran dan kenyamanan pemakai jalan. Hal ini menyebabkan pembangunan, perawatan dan peningkatan jalan terus dilaksanakan. Aspal beton sebagai perkerasan jalan memerlukan campuran agregat yang memenuhi standar Spec. Bina Marga dimana terdapat agregat kasar, agregat sedang, agregat halus dan filler. Filler yang banyak digunakan berasal dari sisa abu batu, sedangkan untuk batu keras tentu hanya sedikit filler yang dihasilkan. Hal ini menjadi permasalahan mengingat pembangunan jalan terus berlanjut dan terus memerlukan filler dalam campuran aspal beton yang digunakan. Untuk memenuhi kebutuhan filler ini salah satunya dengan menggunakan Nabentonite sebagai filler yang telah memenuhi syarat filler sesuai Spec. Bina Marga. Proporsi bentonite sebagai filler digunakan bervariasi (8%, 9%, 10%, 100%) dari kadar filler dengan kadar aspal bervariasi (5%, 5.5%, 6%, 6.5%, 7%). Selanjutnya dilakukan uji Marshall pada sampel aspal beton normal dan aspal beton dengan bentonite dan dianalisa dengan batasan Spec. Bina Marga. Kadar aspal 6% dan kadar bentonite 10% menghasilkan nilai optimum dari uji Marshal. Penggunaan bentonite sebagai filler secara umum menaikkan nilai uji Marshall karena bentonite membuat ikatan butiran lebih kuat dan mengisi rongga yang ada. Penggunaan kadar bentonite 100% tidak disarankan karena mempunyai kekurangan dalam kemudahan pengerjaan (work ability). | en_US |