Hubungan dukungan sosial orang tua dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Universitas HKBP Nommensen
View/ Open
Date
2016-03-25Author
Telaumbanua, N Syaputra Soniwao
Rosito, Asina Christina
Metadata
Show full item recordAbstract
Skripsi merupakan syarat mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana seringkali menjadi fase yang penuh dengan hambatan yang dapat menimbulkan stres pada mahasiswa. Penundaan dalam bidang akademik atau yang disebut dengan istilah prokrastinasi akademik, dilakukan mahasiswa sebagai bentuk coping untuk menghindari situasi yang menimbulkan stres. Dukungan sosial yang diberikan oleh orang-orang terdekat, khususnya orang tua, merupakan salah satu faktor yang secara signifikan dapat mengurangi efek negatif stres dan berpengaruh pada kesuksesan akademik anak.
Sampel penelitian adalah 52 mahasiswa, dari populasi sebanyak 59 mahasiswa seluruh Fakultas Universitas HKBP Nommensen yang telah mengambil mata kuliah skripsi selama dua semester, teknik sampling adalah teknik random sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis korelasi product moment.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh nilai koefisien (rxy) sebesar -0,415 dengan p= 0,002 (p < 0,005), artinya terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial orang tua maka semakin rendah prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi, dan sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial orang tua maka semakin tinggi prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi. Dalam hal ini hubungan dukungan sosial orang tua dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Universitas HKBP Nommensen sebesar 17,2%. Disarankan kepada orang tua sebaiknya mampu meningkatkan hubungan yang lebih dekat dengan anak sehingga anak lebih termotivasi dalam mengerjakan skripsi misalnya dengan memberikan apresiasi, rewards seperti pujian kepada anak, ketika anak dalam kesulitan sebaiknya orang tua mampu mengkomidir saran atau masukan kepada anak, dan orang tua sering menyempatkan waktu kepada anak seperti berkomunikasi melalui telefon jika anak tidak tinggal bersama orang tua dan sebaliknya.