Show simple item record

dc.contributor.authorATMAJAYA, DODI ANDOLI
dc.date.accessioned2025-04-24T07:08:39Z
dc.date.available2025-04-24T07:08:39Z
dc.date.issued2025-04-24
dc.identifier.urihttps://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/11667
dc.description.abstractLatar Belakang: Penyembuhan luka merupakan proses biologis yang kompleks dan terdiri dari beberapa fase, termasuk hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Salah satu tahap penting dalam fase proliferasi adalah angiogenesis, yaitu pembentukan pembuluh darah baru yang berperan dalam membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan yang mengalami kerusakan. Proses angiogenesis yang optimal sangat penting dalam mempercepat penyembuhan luka. Belut sawah (Monopterus albus) diketahui memiliki kandungan protein, asam lemak omega-3, vitamin A dan E, serta mineral seperti zinc yang berperan penting dalam regenerasi jaringan. Kandungan bioaktif dalam belut dipercaya dapat meningkatkan angiogenesis dan mempercepat proses penyembuhan luka. Namun, penelitian mengenai efek spesifik ekstrak belut terhadap angiogenesis pada penyembuhan luka masih terbatas dan perlu dieksplorasi lebih lanjut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian ekstrak belut sawah terhadap angiogenesis pada proses penyembuhan luka sayatan tikus Wistar (Rattus norvegicus). Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental laboratorium dengan pendekatan post-test with control group design. Sebanyak 36 ekor tikus Wistar jantan dibagi secara acak menjadi tiga kelompok: kelompok kontrol negatif (tanpa perlakuan), kelompok kontrol positif (diberi povidone iodine), dan kelompok perlakuan (diberi salep ekstrak belut sawah 5%). Luka sayatan dibuat pada punggung tikus dengan panjang 3 cm dan kedalaman hingga hipodermis. Hewan uji diamati pada hari ke-3, ke-7, dan ke-14. Sampel jaringan luka diambil dan dibuat sediaan histologi dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE) untuk menilai jumlah pembuluh darah yang terbentuk sebagai indikator angiogenesis. Data dianalisis menggunakan uji ANOVA untuk mengetahui perbedaan jumlah pembuluh darah antar kelompok. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang diberi ekstrak belut sawah mengalami peningkatan jumlah pembuluh darah yang signifikan dibandingkan kelompok kontrol negatif dan positif (p<0,05). Pada hari ke-3, angiogenesis mulai tampak meningkat di kelompok perlakuan, sementara pada hari ke-7 dan ke-14, jumlah pembuluh darah lebih banyak dibandingkan dengan kelompok lain. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak belut sawah berkontribusi dalam mempercepat proses angiogenesis dan penyembuhan luka. Kesimpulan: Ekstrak belut sawah (Monopterus albus) terbukti dapat meningkatkan angiogenesis dalam proses penyembuhan luka sayatan pada tikus Wistar. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak belut memiliki potensi sebagai terapi alternatif dalam mempercepat penyembuhan luka dan dapat dikembangkan lebih lanjut dalam bidang medis, terutama dalam bidang farmakologi dan biomedis.en_US
dc.subjectEkstrak belut sawah,en_US
dc.subjectangiogenesis,en_US
dc.subjectpenyembuhan luka,en_US
dc.subjecttikus Wistar,en_US
dc.subjectregenerasi jaringan.en_US
dc.titlePengaruh Ekstrak Belut Sawah (Monopterus albus) Terhadap Angiogenesis Pada Proses Penyembuhan Luka Sayatan Tikus Wistar (Rattus norvegicus)"en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record