dc.description.abstract | Pengeluaran pemerintah daerah yaitu dalam hal ini belanja modal sangat bergantung pada penerimaan yang diperoleh daerah. Setiap penyusunan alokasi belanja modal harus disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan mempertimbangkan pendapatan yang diterima. Apabila pendapatan daerah yang diperoleh tidak optimal, maka belanja modal pun akan diminimalisir dan disesuaikan dengan pendapatan tersebut. Dengan pendapatan yang tinggi maka daerah tersebut dapat dikatakan mempunyai kapabilitas yang baik sehingga memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya dan memberikan kontribusi bagi pemerintah pusat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pajak daerah, Retribusi daerah, dan Penerimaan lain-lain PAD yang sah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap belanja modal pada Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara dan secara parsial maupun secara simultan. Jenis penelitian ini desain asosiatifkausal, dengan jumlah sampel 33 Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2008-2014. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi liniear berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi 5% (α=0,05)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Pajak daerah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap belanja modal, variabel retribusi daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja modal, dan variabel penerimaan lain-lain PAD yang sah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap belanja modal. Secara simultan, Pajak daerah,Retribusi daerah,dan Penerimaan lain-lain PAD yang sah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap belanja modal. Dimana 74% variasi dari perubahan belanja modal dapat dijelaskan oleh variasi dari ke tiga variabel independen, sedangkan sisanya 26% dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian misalnya Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah.
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang diberikan kepada pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara yaitusemakin besar kontribusi penerimaan daerah maka kebutuhan daerah nya yang bersumber dari ke tiga faktor ini akan semakin tinggi. | en_US |