dc.description.abstract | Kopi merupakan komoditas unggulan dalam sektor agro selain tanaman teh sehingga menjadi penghasil devisa bagi perekonomian Indonesia. Untuk mendapatkan biji kopi, kopi hasil petik panen dikupas kulitnya. Pengupasan kulit kopi ada dua cara yaitu pengupasan kulit basah mengupas kulit luar atau kulit merah (ceri) dengan menggunakan mesin pulping dan pengupasan kulit kering mengupas kulit ari atau yang biasa juga disebut kulit tanduk dilakukan dengan menggunakan mesin huller. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaturan jarak celah mata pisau terhadap hasil dan kualitas pengupasan pada mesin pengupas kulit kopi kering dan menentukan ukuran jarak celah pengupas yang tepat, guna mendapatkan hasil dan kualitas pengupasan yang baik pada mesin pengupas kulit biji kopi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan melakukan perbandingan jarak celah pengupas yaitu 2 mm, 4 mm, dan 6 mm pada putaran poros 700 rpm terhadap kualitas pengupasan pada mesin pengupas kulit biji kopi. Hasil dan Kualitas pengupasan pada setiap jarak celah pengupas dan putaran poros akan dianalisa dan ditentukan berdasarkan kategori kualitas dari biji kopi yang telah diolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, persentase hasil pengupasan pada jarak celah 2 mm Percobaan I, X1 mencapai 76%, X2 mencapai 7%, X3 mencapai 5%. Percobaan II, X1 mencapai 78%, X2 mencapai 5%, X3 mencapai 3%. Percobaan III, X1 mencapai 75%, X2 mencapai 6%, X3 mencapai 3%. Jarak celah 4 mm Percobaan I, X1 mencapai 72%, X2 mencapai 12%, X3 mencapai 8%. Percobaan II, X1 mencapai 72%, X2 mencapai 11%, X3 mencapai 9%. Percobaan III, X1 mencapai 73%, X2 mencapai 10%, X3 mencapai 8%. Dan pada jarak celah 6 mm Percobaan I, X1 mencapai 67%, X2 mencapai 18%, X3 mencapai 10%. Percobaan II, X1 mencapai 68%, X2 mencapai 15%, X3 mencapai 12%. Percobaan III, X1 mencapai 66%, X2
mencapai 17%, X3 mencapai 13%. | en_US |