STUDI KASUS PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK SINDROM ASPERGER DITINJAU DARI STATUS IBU (BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA)

Abstract

Sindrom Asperger memiliki pengertian abnormalitas yang secara kualitatif sama seperti autisme, namun tanpa gangguan yang signifikan dalam kognisi dan bahasa. Mereka memiliki tingkat inteligensi dan kemampuan komunikasi yang lebih tingggi. Meskipun memiliki tingkat komunikasi dan inteligensi yang lebih tinggi daripada anak autisme namun mereka juga memiliki masalah dalam berbagai bidang seperti sosial, komunikasi, interaksi sosial dan kemandirian. Kemandirian merupakan salah satu bidang yang harus mereka kuasai. Mereka diharapkan sudah mampu untuk melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain tanpa harus diberikan instruksi dalam pelaksanaannya. Namun yang sering terjadi adalah anak dengan sindrom asperger sering tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dan mengharapkan bantuan dari pihak lain. Ada tiga aspek kemandirian yaitu kemandirian perilaku, kemandirian emosional, kemandirian nilai. Jenis penelitian ini adalah studi kasus kualitaitf dengan partisipan anak asperger yang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Hasil penelitian adalah kedua partisipan mengalami perkembangan dalam perilaku. Namun dalam kemandirian nilai dan kemandirian emosi terjadi perbedaan. Hal ini disebabkan pemberian waktu ibu dalam mengasuh anak. Pada ibu bekerja mengalami kesulitan dalam membantu anak karena keterbatasan, sedangkan pada ibu tidak bekerja memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anak.