Mesinhttps://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/262024-03-29T07:22:45Z2024-03-29T07:22:45ZANALISA KEBISINGAN MESIN PENGUPAS KULIT KOPI KERING DENGAN MENGGUNAKAN TIGA VARIASI PUTARANZALUKHU, ARJU PUTRA IRAMANhttps://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/102582024-03-25T04:25:17Z2024-03-25T00:00:00ZANALISA KEBISINGAN MESIN PENGUPAS KULIT KOPI KERING DENGAN MENGGUNAKAN TIGA VARIASI PUTARAN
ZALUKHU, ARJU PUTRA IRAMAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh mesin pengupas kulit kopi kering dalam pengolahan kopi dan untuk membandingkan tingkat kebisingan antara tiga variasi putaran mesin yang berbeda. Kebisingan yang dihasilkan oleh mesin pengupas kulit kopi kering memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan kerja dan kualitas produk kopi akhir. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada jarak 50 cm, 100 cm, 200 cm dan 300 cm dari mesin pengupas kulit kopi dengan menggunakan tiga variasi putaran, yaitu 1300 RPM, 1600 RPM, dan 1900 RPM. Data kebisingan diambil dalam keadaan mesin berbeban (biji kopi 2 kg) dan tidak berbeban selama periode pengukuran selama 1 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan bervariasi secara signifikan antara variasi putaran mesin dan jarak yang digunakan. Dalam kondisi berbeban, variasi putaran 1300 RPM menghasilkan tingkat kebisingan yang lebih rendah pada jarak 300 cm yaitu 80,1 dB, sedangkan variasi putaran 1900 RPM menghasilkan tingkat kebisingan tertinggi pada jarak 50 cm yaitu 95,3 dB. Temuan ini dapat memberikan panduan untuk pengoptimalan penggunaan mesin pengupas kulit kopi kering dalam industri pengolahan kopi. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang memengaruhi kebisingan mesin pengupas kulit kopi kering dan dapat memberikan dasar untuk perbaikan lingkungan kerja dan pengembangan metode pengolahan kopi yang lebih efisien.
2024-03-25T00:00:00ZANALISA PENGARUH JARAK CELAH MATA PISAU TERHADAP HASIL DAN KUALITAS PENGUPASAN PADA MESIN PENGUPAS KULIT KOPI KERINGPRANATA, HEZEKIELhttps://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/102572024-03-25T04:09:23Z2024-03-25T00:00:00ZANALISA PENGARUH JARAK CELAH MATA PISAU TERHADAP HASIL DAN KUALITAS PENGUPASAN PADA MESIN PENGUPAS KULIT KOPI KERING
PRANATA, HEZEKIEL
Kopi merupakan komoditas unggulan dalam sektor agro selain tanaman teh sehingga menjadi penghasil devisa bagi perekonomian Indonesia. Untuk mendapatkan biji kopi, kopi hasil petik panen dikupas kulitnya. Pengupasan kulit kopi ada dua cara yaitu pengupasan kulit basah mengupas kulit luar atau kulit merah (ceri) dengan menggunakan mesin pulping dan pengupasan kulit kering mengupas kulit ari atau yang biasa juga disebut kulit tanduk dilakukan dengan menggunakan mesin huller. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaturan jarak celah mata pisau terhadap hasil dan kualitas pengupasan pada mesin pengupas kulit kopi kering dan menentukan ukuran jarak celah pengupas yang tepat, guna mendapatkan hasil dan kualitas pengupasan yang baik pada mesin pengupas kulit biji kopi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan melakukan perbandingan jarak celah pengupas yaitu 2 mm, 4 mm, dan 6 mm pada putaran poros 700 rpm terhadap kualitas pengupasan pada mesin pengupas kulit biji kopi. Hasil dan Kualitas pengupasan pada setiap jarak celah pengupas dan putaran poros akan dianalisa dan ditentukan berdasarkan kategori kualitas dari biji kopi yang telah diolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, persentase hasil pengupasan pada jarak celah 2 mm Percobaan I, X1 mencapai 76%, X2 mencapai 7%, X3 mencapai 5%. Percobaan II, X1 mencapai 78%, X2 mencapai 5%, X3 mencapai 3%. Percobaan III, X1 mencapai 75%, X2 mencapai 6%, X3 mencapai 3%. Jarak celah 4 mm Percobaan I, X1 mencapai 72%, X2 mencapai 12%, X3 mencapai 8%. Percobaan II, X1 mencapai 72%, X2 mencapai 11%, X3 mencapai 9%. Percobaan III, X1 mencapai 73%, X2 mencapai 10%, X3 mencapai 8%. Dan pada jarak celah 6 mm Percobaan I, X1 mencapai 67%, X2 mencapai 18%, X3 mencapai 10%. Percobaan II, X1 mencapai 68%, X2 mencapai 15%, X3 mencapai 12%. Percobaan III, X1 mencapai 66%, X2
mencapai 17%, X3 mencapai 13%.
2024-03-25T00:00:00ZANALISA VARIASI PUTARAN TERHADAP KUALITAS TALI PADA MESIN PEMINTAL DARI SABUT KELAPASURBAKTI, PRANS ANDRATAMAhttps://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/102562024-03-25T03:53:39Z2024-03-25T00:00:00ZANALISA VARIASI PUTARAN TERHADAP KUALITAS TALI PADA MESIN PEMINTAL DARI SABUT KELAPA
SURBAKTI, PRANS ANDRATAMA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi putaran terhadap kualitas tali, pengaruh putaran terhadap ketebalan tali yang dihasilkan mesin pemintal tali sabut kelapa dan pengaruh putaran terhadap kekuatan tali yang dihasilkan. Studi di laksanakan di Laboratorium Proses Produksi Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Nommensen Medan yang dilakukan mulai bulan Agustus-September 2023. Metode yang digunakan adalah Metode Kuantitaf terdiri dari 3 perlakuan yaitu 450 rpm, 650 rpm dan 850 rpm. Masing-masing perlakuan memiliki 3 ulangan. Variabel yang diamati yaitu Diameter Tali, Panjang Tali dan Kekuatan Tarik (Uji Tarik) pada tali hasil pintalan. Hasil penelitian menunjukkan diameter terbaik pada tali pintal yaitu dengan putaran 450 rpm sebesar 8,8 mm. Variabel Panjang tali pada pemintal sabut kelapa terbesar pada putaran 450 rpm sebesar 29,67 mm. Kapasitas uji tarik tali pintal dari sabut kelapa pemintalan terbesar terjadi pada putaran 850 rpm sebesar 60 kgf. Berdasarkan hasil penelitian dari Variasi Putaran pada Mesin Pemintal Tali Sabut Kelapa.
2024-03-25T00:00:00ZRANCANG BANGUN MESIN PEMINTAL TALI DARI SABUK KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO MOTORSINAGA, YOSEPH DEPHANThttps://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/102552024-03-25T03:36:32Z2024-03-25T00:00:00ZRANCANG BANGUN MESIN PEMINTAL TALI DARI SABUK KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO MOTOR
SINAGA, YOSEPH DEPHANT
Kelapa sering dikenal sebagai pohon kehidupan karena hampir seluruh bagian tanaman kelapa dapat dimanfaatkan. Kelapa banyak tumbuh didaerah tropis, tidak mengenal musim dan cenderung hidup pada semua jenis tanah. Persentasi kandungan dari buah kelapa berbeda-beda tetapi rata-rata adalah sabut 35%, tempurung 12%, daging buah 28% dan air buah 25%.Bagian dari buah kelapa yang seringkali dilupakan adalah sabut kelapa yang merupakan bagian terbesar dari buah kelapa. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat mesin pemintal sabut kelapa dan melakukan uji kinerja terhadap rancangan tersebut.Benang adalah susunan serat-serat yang teratur ke arah memanjang dengan garis tengah dan jumlah antihan tertentu yang diperoleh dari suatu pengolahan yang disebut pemintalan. Pada prinsipnya pembuatan benang ialah menarik, memberi pilinan (twist) dan kemudian menggulung.Proses pembuatan mesin pemintal sabut kelapa dilakukan di laboratorium Mekatronik dan proses pengujian dilakukan di Laboratorium Proses Produksi Fakultas Teknik Mesin Universitas HKBP Nommensen Medan. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan 17 Juli sampai 21 Juli 2023. Penelitian ini menggunakan perlakuan perbandingan kecepatan putaran motor 450 rpm, 650 rpm dan 850 rpm. Dan dilakukan 3 kali pengulangan kemudian dibandingkan dengan benang sabut kelapa hasil pintalan tangan (secara manual).Mesin pemintal sabut kelapa yang dirancang terdiri dari beberapa bagian yaitu: sistem transmisi (pulley dan V-belt), rol penggulung (diameter 2,56 cm dan panjang 50 cm), spindel (diameter 1,5 cm dengan panjang 25 cm ,kerangka (120x100x40cm) dan motor penggerak (0,35HP).Prinsip kerja mesin pemintal sabut kelapa yang dirancang adalah memilin, menggabungkan dan menggulung. Diameter benang yang dihasilkan berkisar antara 8,8 mm sampai 20,4 mm.
2024-03-25T00:00:00Z