dc.description.abstract | Sejak awal abad ke-20, Sungai Asahan telah menarik perhatian pemerintah untuk dijadikan sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)oleh PLN UPP Sumbagut
4 bekerjasama dengan NIPPON KOEI Co, Ltd. Dan JICA. Pembanguna PLTA ini memiliki bebrapa titik lokasi pekerjaan salah satunya powerhouse yang merupakan rumah pembangkit dimana didalamnya diletakkan 2 Francis turbin yang akan menghasilak 174 MW listik yang akan dialirkan kemasyarakat melalui SUTET dan SUTT. Pelaksaan pembangunan powerhouse dilakukan dengan beberapa tahap seperti ekskavasi menggunakan metode blasting, quality control material seperti uji berat jenis, uji kadar air, gradasi, kadar lumpur, kandungan zat organik, uji berat izi dan perencanaan campuran beton, serta quality control beton meliputi metode slump, uji kuat tekan beton serta penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di lingkungan pembangunan powerhouse. Ekskavasi powerhouse dilakukan dengan metode blasting. Limbah blasting yang berupa batuan digunakan kembali sebagai bahan tambah pembuatan beton. Penggunaan bahan limbah blasting harus melewati beberapa pengujian agar mengetahui kelayakan batuan blasting tersebut dapat dipakai pada campuran beton. Dari hasil data yang telah penulis dapatkan, melalui uji laboratorium PLTA ASAHAN No.3 didapati bahwa bahan blasting yang berupa batu split dengan ukuran 5-10mm dapat digunakan sebagai agregat kasar pada campuran beton. | en_US |