Show simple item record

dc.contributor.authorSITOHANG, HAPOSAN P.B
dc.date.accessioned2023-03-24T08:48:28Z
dc.date.available2023-03-24T08:48:28Z
dc.date.issued2023-03-24
dc.identifier.urihttps://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/8411
dc.description.abstractPenelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan di Desa Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan. Tempat penelitian pada ketinggian sekitar 33 meter di atas permukaan air laut dengan kemasaman (pH) tanah 5,5-6,5, jenis tanah ultisol dan tekstur tanah pasir berlempung (Lumbanraja dan Harahap, 2015). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mikroorganisme lokal kulit nenas dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit (Capsicum frutenscen L.) di polibag. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RA) Faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu konsentrasi mikroorganisme lokal kulit nenas plus dan dosis pupuk kandang ayam, dengan tiga ulangan. Faktor pertama : konsentrasi mikroorganisme lokal kulit nenas (M) yang terdiri dari empat taraf, yaitu : M0 = 0 ml MOL/l per polibag, M1 = 50 ml MOl/volume kalibrasi per polibag (dosis anjuran), M2 = 100 ml MOL/volume kalibrasi per polibag, dan M3 = 150 ml MOL/volume kalibrasi per polibag. Faktor kedua : dosis pupuk kandang ayam (A) yang terdiri dari empat taraf, yaitu : A0 = 0 ton/ha (kontrol) setara dengan 0 g/polibag, A1 = 20 ton/ha setara dengan 101,361 g/polibag (dosis anjuran), A2 = 40 ton/ha setara dengan 202,722 g/polibag, A3 = 60 ton/ha setara dengan 304,083 g/polibag. Konsentrasi mikrooganisme lokal (MOL) kulit nenas berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang cabai rawit umur 14, 21, 28, 35, dan 42 HSPT, jumlah daun umur 14, 21, 35, dan 42 HSPT, jumlah buah per tanaman berat buah per tanaman, dan produktivitas panen per hektar, serta berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 28 HSPT. Diduga karena MOL kulit nenas mengandung mikroba belum mampu mengubah nitrogen dalam atmosfer menjadi ammonia dan mikroba pelarut fosfat sehingga belum mampu mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai rawit. Konsentrasi MOL kulit nenas yang diberikan pada penelitian ini dengan konsentrasi anjuran 50 ml/ l air, 100 ml/l air, 150 ml/l air ( volume kalibrasi per polibag ) belum menunjukkan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Hal ini diduga karena terjadinya kondisi lingkungan yang tidak homogen akibat tanah dipolibag mudah tergenang oleh penyiraman ataupun hujan, berbeda dengan kondisi dilapang. Tanah pada kondisi tergenang, ruang udara dipenuhi air, mengakibatkan terjadinya perubahan karakteristik yang cepat pada tanah. Pada saat memenuhi pori- pori tanah, udara didesak keluar, difusi gas berkurang dan senyawa beracun terakumulasi akibat kondisi anaerobic (Lestari dkk, 2017). Akibat kejadian tersebut MOL kulit nenas yang diaplikasikan mengalami pengenceran dan tercuci oleh genangan air sehingga tidak dapat mendekomposisikan bahan organik di dalam tanah. Kondisi tersebut menyebabkan keterbatasan tanaman dalam menyerap nutrisi dan unsure hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Sejalan dengan pendapat Dat et al (2004), bahwa penurunn energi akibat tanaman tergenangmemiliki konsekuensi yang menyebabkan ketidakseimbangan dan kekurangan hara nutrisi. Sehingga aplikasi konsentrasi MOL kulit nenas yang dilakukan sebanyak 7 (tujuh) kali tidak berpengaruh karena pada media tanam polibag tanah mudah tergenang. Pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 14, 21, 28, 35 HSPT, diameter batang umur 14, 21, 28, 35 dan 42, jumlah daun 14 HSPT, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 42, jumlah daun umur 21, 28, dan 42 HSPT, jumlah buah per tanaman, berpengaruh sangat nyata pada jumlah daun 35 HSPT, berat buah per tanaman, dan produksi per hektar diduga karena pupuk kandang ayam mengandung unsur hara N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Cu dan Zn yang dibutuhkan tanaman. Sesuai dengan hasil penelitian Harjadi, (2000) yang menyatakan unsure hara N , P, K, Ca, Mg, S, Fe, Cu dan Zn merupakan unsure hara yang sangat diperlukan tanaman untuk menopang pertumbuhan dan produksinya. Pupuk kandang ayam sebagai pupuk organik mengandung berbagai jenis unsur hara sehingga pupuk ini disebut pupuk lengkap. Pada sisi lain, pupuk kandang ayam memiliki kemampuan memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pupuk kandang ayam juga dapat mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah dan mendorong kehidupan jasad renik tanah. Interaksi mikroorganisme lokal kulit nenas dan dosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh peubah penelitian. Hal ini diduga karena kedua pemberian tersebut memiliki sifat yang sama-sama slow release sehingga pada saat pertumbuhan unsur hara belum terurai dan tersedia untuk pertumbuhan tanaman.en_US
dc.subjectPemberian Mikroorganisme Lokal,en_US
dc.subjectKulit Nenas dan Pupuk Kandang Ayam,en_US
dc.subjectPertumbuhan dan produksi,en_US
dc.subjectTanaman Cabai Rawit (Capsicum frutenscen L.)en_US
dc.titlePENGARUH PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL KULIT NENAS DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI POLIBAGen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record