Show simple item record

dc.contributor.authorTri Atmojo, Wahyu
dc.date.accessioned2022-09-02T03:56:24Z
dc.date.available2022-09-02T03:56:24Z
dc.date.issued2022-07-29
dc.identifier.urihttp://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/7206
dc.descriptionThe objective of this study is to find out the challenges and the opportunities of ethnic-based batik in Medan. Medan is the capital city of North Sumatera. It is a barometer of the development of Batik Creative Industry (BCI). The development of BCI in this city is produced by several craftsmen or MSME (Micro Small and Medium Enterprises) actors. The proper methods are needed to take closely to the challenges and opportunities of ethnic-based batik in Medan. These methods are interviews, direct observation to craftsmen and surroundings, as well as the documentation of batik products. Those are then described qualitatively. Based on the results of interviews and direct observations, the developed batik in Medan refers to the themes of North Sumatra ethnic. This motive comes from local area, namely Batak Toba, Karo, Simalungun, Dairi, Mandailing, Nias, and Melayu. The craftsmen are very challenged to develop the heritage ethnic motives of North Sumatra society. The display of batik as the products is really characterized. The motives and colors displayed provide the repertoire of batik in Indonesia. The presence of batik products in Medan based on the ethnicity of North Sumatra also provides a great opportunity for the wider community to open up new job opportunities for craftsmen and MSME.en_US
dc.description.abstractTujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui terhadap tantangan dan peluang batik berbasis etnik di kota Medan. Medan merupakan ibu kota Propinsi Sumatera Utara. Medan sebagai kota Propinsi Sumatera Utara menjadi barometer perkembangan industri kreatif batik. Industri kreatif batik yang berkembang di Kota Medan diproduksi oleh beberapa perajin atau pelaku UMKM. Untuk melihat lebih dekat terhadap tantangan dan peluang batik di Kota Medan, diperlukan metode yang tepat. Metode tersebut adalah wawancara, observasi langsung ke perajin di Kota Medan dan sekitarnya, serta dokumentasi terhadap produk batik. Ketiga metode yang digunakan kemudian mendeskripsikan secara kualitatif. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung, bahwa batik yang berkembang di Medan mengacu pada motif etnik Sumatera Utara. Motif etnik yang dikembangkan bersumber dari daerah setempat, yakni Batak Toba, Karo, Simalungun, Dairi, Mandailing, Nias, dan Melayu. Para perajin sangat tertantang untuk mengembangkan motif-motif etnis yang merupakan peninggalan dari masyarakat adat di Sumatera Utara. Tampilan produk batik oleh para perajin di Kota Medan, benar-benar menampilkan produk yang berkarakter. Morif dan warna yang ditampilkan memberikan khasanah batik di Indonesia. Kehadiran produk batik di kota Medan berbasis etnik Sumatera Utara juga memberikan peluang yang besar bagi masyarakat luas untuk membuka lapangan kerja baru bagi perajin dan pelaku UMKM.en_US
dc.publisherSeminar Nasional 2022 - NBM Artsen_US
dc.subjecttantanganen_US
dc.subjectpeluangen_US
dc.subjectbatiken_US
dc.subjectetniken_US
dc.titleTANTANGAN DAN PELUANG BATIK BERBASIS ETNIK DI KOTA MEDANen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record