dc.description.abstract | Perencanaan perkerasan pada bandara di Indonesia umumnya mengikuti pedoman metode FAA (Federal Aviation Adiministration) yang berasal dari perhubungan udara Amerika Serikat. Pedoman desain ini menggunakan grafik untuk menentukan ketebalan perkerasan pada bandar udara. Grafik yang terdapat pada metode FAA ini sangat beragam, namun grafik yang digunakan yaitu grafik yang dipilih sesuai dengan pesawat terbang rencana atau desain. Perkerasan pada bandara khususnya landasan pacu (runway) harus memenuhi kekuatan struktur untuk melayani pengoperasian pesawat udara sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan. Faktor utama yang berpengaruh dalam perkerasan landasan pacu adalah nilai CBR subgrade tanah dasar.
Bandar Udara Sibisa Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu bandara yang memiliki kategori daya dukung tanah yang rendah dengan nilai CBR subgrade low dan daerah bandar udara yang tidak memiliki material untuk lapisan subbase course, sehingga penelitian ini akan dilakukan dengan menganalisis perbandingan perencanaan tebal perkerasan menggunakan variasi nilai CBR subgrade dengan material timbunan pilihan dan kemampuan perkerasan PCN 11. Hasil dari perhitungan perencanaan perkerasan ketebalan dengan variasi nilai CBR subgarde akan dibandingkan dengan menghitung harga per m3 dalam menentukan ketebalan dan harga yang paling ekonomis dan efesien untuk perencanaan perkerasan, serta untuk mengetahui pengaruh peningkatan nilai CBR subgarde terhadap tebal tiap lapisan perkerasan landasan pacu. | en_US |