dc.description.abstract | Menulis sebagai kegiatan produktif dan ekspresif dapat bersinergi dengan pengajaran sastra. Salah satu bentuk perpaduan adalah melalui menulis puisi. Bagi sebagian besar siswa, pembelajaran puisi ini dianggap sulit, siswa sulit untuk menentukan tema, sulitnya mencari diksi yang tapat muncul sebagai alasan kesulitan siswa menulis puisi. Selain itu, pemberian motivasi yang kurang juga turut mempengaruhi kekurang tertarikan siswa dalam menikmati proses kreatif menulis puisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model mind mapping, lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII dan sampelnya adalah siswa kelas VIII-1 dan siswa kelas VIII-2 SMP 1 Pancurbatu. Sampel pene;tian diambil secara acak kelas sebanyak dua kelas dengan jumlah pada setiap kelas 40 orang siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan, kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pancurbatu Tahun Pembelajaran 2014/2015 dapat menulis puisi dengan baik setelah menggunakan Model Mind Mapping. Hasil rata-rata kemampuan siswa menulis puisi dengan menggunakan model mind mapping mencapai 76,20 sedangkan kemampuan menulis puisi siswa dengan menggunakan metode ceramah mencapai nilai rata-rata 65,17 Data yang digunakan adalah hasil belajar siswa yang dikumpulkan dengan menulis puisi, yang terdiri dari enam penilaian. Yaitu; kata, larik, bait, rima, irama, dan makna. Selanjutnya data akan dihitung dengan uji “t”, dengan rumus: t_0= M_(x - M_y )/〖SE〗_(mx - my) . Dari penelitian diperoleh hasil belajar siswa yang dikumpulkan dengan menulis sebuah puisi, yang terdiri dari L_hitung < L_tabel atau 0,13 < 0,1401 maka Ho ditolak, yang artinya model mind mapping lebih efektif memberi hubungan terhadap menulis puisi pada siswa VIII SMP Negeri 1 Pancurbatu. | en_US |