Show simple item record

dc.contributor.authorNababan, Ivo Maria Aprilia
dc.date.accessioned2018-12-06T07:12:43Z
dc.date.available2018-12-06T07:12:43Z
dc.date.issued2018-10-03
dc.identifier.urihttp://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/1933
dc.description.abstractMenurut UU No 20 Tahun 2003,” Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi didirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.” Hal ini seorang guru harus memiliki dan memahami peran evaluasi pendidikan.Metode evaluasi yang digunakan oleh seorang guru agar memperoleh informasi yang diperlukan. Dilihat dari aspek fungsi evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, seorang guru perlu bertindak secara aktif dalam membantu setiap langkah dalam proses pembelajaran. Tindakan aktif tersebut sebaiknya merupakan tindakan profesional yang dilakukan oleh sesorang guru agar dikatakan bermakna apabila hasil akhirnya berorientasi pada tujuan pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas. Tujuan pendidikan yang diterapkan untuk dicapai sebaiknya ditunjukkan sejak dalam perencanaan, inplementasi dan evaluasi pengajaran.Disamping itu tujuan pendidikan pun dapat dilihat inplikasinya dalam perilaku siswa.Siswa yang telah memahami dan menguasainya hendaknya dapat dibedakan dalam kaitannya dengan adanya penunjukkan perilaku.Bentuk perilaku para siswa ini biasanya dapat diidentifikasi dalam suatu fenomena atau indikator, misalnya pengetahuan, pemahaman, sikap, penghargaan atau apresiasi, keterampilan dan kemampuan siswa yang telah dispesifikasikan dalam mata pelajaran.Dalam pendidikan, pengertian tujuan dapat bervariasi maknanya, tergantung dari keluasan atau cakupan yang hendak dicapai. Dalam Kurikulum 2013 menyajikan teks persuasi merupakan bagian dari tatabahasa teks yang salah satu kompetensi dasar yang dipelajari di SMP.Melalui pembelajaran menyajikan teks persuasi diharapkan siswa memiliki kamampuan untuk menyajikan teks persuasi dengan baik dan siswa mampu dapat menyajikan dalam bentuk tulisan dan lisan.Seringnya guru hanya mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia kepada siswa berdasarkan pedoman yang dimilikinya saja atau buku pedoman yang digunakan sekolah tersebut dan menggunakan pendekatan yang mementingkan konsep atau teori sehingga siswa mengharuskan menghafal sejumlah fakta-fakta atau teori. Adapun isi silabus dari komptensi yang dicapai siswa SMP kelas VIII adalah menyajikan teks persuasi (saran, ajakan, arahan, dan pertimbangan) secara tulis dan memperhatikan struktur, kebahasaaan, atau aspek lisan.Pembelajaran menyajikan teks persuasi siswa diajak untuk menulis teks persuasi secara tulis dan mampu menyajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Teks persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang (Keraf, 2002:118). Karena tujuan terakhir adalah agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu, maka persuasi dapat dimasukkan pula dalam cara-cara untuk mengambil keputusan.Mereka yang menerima persuasi harus mendapat keyakinan bahwa keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang benar dan bijaksana dan dilakukan tanpa paksaan. Dilihat dari problematika pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 19 Medan dalam menyajikan teks persuasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih cenderung ceramah dalam menyampaikan materi pada siswa. Guru kurang aktif dalam pengajaran kepada siswa, guru hanya menyuruh siswa menulis saja, melainkan guru harus aktif yaitu dengan mengkondisikan pembelajaran dikelas yang aktif secara kelompok atau kooperatif. Peran guru melakukan sebuah metode yang baru untuk menciptakan suasana belajar yang baik. Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Salah satu masalah pembelajaran bahasa Indonesia adalah tentang karangan persuasi di majalah dinding dari beberapa sekolah menengah pertama (SMP) yang penulisamati khususnya di SMP Negeri 19 Medan. Dilain sisi, nilai-nilai tes menyajikan teks persuasi rendah yaitu KKM-nya 70.en_US
dc.subjectMODEL TWO STAY TWO STRAY (DUA TINGGAL DUA TAMU)en_US
dc.subjectMENYAJIKAN TEKS PERSUASIen_US
dc.titlePENGARUH MODEL TWO STAY TWO STRAY (DUA TINGGAL DUATAMU) DALAM MENYAJIKAN TEKS PERSUASI OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 19 MEDAN TAHUN AJARAN 2017/2018en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record