dc.description.abstract | Wilayah SPAM Johor di Kota Medan termasuk kawasan yang rawan banjir akibat intensitas curah hujan tinggi dalam durasi singkat. Fenomena ini menimbulkan tantangan serius dalam perencanaan dan pengelolaan sistem drainase serta penyediaan air bersih. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang menentukan metode perhitungan intensitas hujan yang paling sesuai dengan karakteristik hidrologi di wilayah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan analisis kurva Intensitas-Durasi-Frekuensi (IDF) yang akurat untuk mendukung perencanaan bangunan air dan sistem pengendalian banjir.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan empat metode empiris IDF, yaitu metode Talbot, Mononobe, Hasper Der Weduwen, dan Van Breen, dengan menggunakan data curah hujan harian maksimum dan jam-jaman selama 10 tahun dari BMKG Kota Medan. Analisis dilakukan untuk durasi hujan 60 hingga 300 menit dan kala ulang 2 hingga 25 tahun. Penilaian kesesuaian metode dilakukan dengan tiga parameter utama: deviasi rata-rata, kesalahan relatif (Kr), dan koefisien Nash Sutcliffe (ENS), guna menentukan metode paling akurat untuk digunakan di lokasi studi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa metode Talbot merupakan metode paling sesuai diterapkan di SPAM Johor, Kota Medan. Metode ini memberikan nilai deviasi rata-rata terkecil, kesalahan relatif (Kr) rata-rata sebesar 2,577%, dan koefisien ENS mendekati sempurna sebesar 0,999. Dengan demikian, metode Talbot direkomendasikan sebagai acuan utama dalam penyusunan kurva IDF di wilayah ini untuk mendukung perencanaan infrastruktur yang lebih adaptif terhadap risiko banjir. | en_US |